JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menemukan berbagai hoaks seputar gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) yang meresahkan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hoaks terkait gempa susulan maupun prediksi datangnya tsunami memengaruhi seluruh penghuni 3 Gili, wisatawan dan warga lokal.
Bahkan, ia mengatakan ada hoaks yang muncul dalam versi Bahasa Inggris, sehingga para wisatawan asing juga dilanda kepanikan.
"Seharusnya wisatawan tidak usah pergi. Di Gili itu aman, tapi karena adanya info hoaks gempa susulan 7,5 skala ritcher, akan ada tsunami sebesar Aceh, semuanya takut, trauma, akhirnya mereka pulang mempercepat kepulangannya," jelas Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Baca juga: BNPB Konfirmasi Dua Korban Tewas di Kawasan Gili adalah WNI
Ia menegaskan bahwa tidak ada alat apapun yang dapat memprediksi secara pasti kapan, di mana, serta besaran magnitudo gempa yang akan terjadi.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat untuk mengabaikan informasi hoaks sejenis. Informasi terkait gempa atau bencana lainnya yang terpercaya adalah yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"BMKG telah memasang jaringan seismograf, ribuan jumlahnya di Indonesia, begitu terjadi gempa, 5 menit setelahnya pasti sudah diinformasikan kepada masyarakat, melalui sms, internet, media sosial, dan lain sebagainya," jelas Sutopo.
Baca juga: Pascagempa, 4.636 Orang Dievakuasi dari 3 Gili di Lombok
"Jadi kemampuan kita dalam menyampaikan peringatan terhadap gempa, termasuk peringatan dini tsunami, sudah berlangsung dengan baik," tambahnya.
Wisatawan dan penduduk lokal berhamburan pascagempa bermagnitudo 7 yang mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB.
Di area Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, Tim Gabungan yang dikoordinasi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 4.636 orang, per Senin (6/8/2018) pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Evakuasi Wisatawan dari Gili lewat Darat, Laut, Udara Terus Dilakukan
Sementara itu, total korban dari peristiwa itu sejumlah 105 orang meninggal dunia, 236 luka-luka, dan ribuan orang masih mengungsi. Sutopo memprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah sebab proses evakuasi masih terus dilaksanakan.
Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.