Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pilihan Cawapres, Prabowo Pertimbangkan Soliditas Partai Koalisi

Kompas.com - 06/08/2018, 23:28 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan bahwa ketua umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, sangat mempertimbangkan faktor soliditas partai calon mitra koalisi dalam memilih figur cawapres.

Sehingga penentuan cawapres pendamping Prabowo pada Pilpres 2019 cukup memakan waktu lama.

"Pertimbangan pertama adalah bagaimana soliditas koalisi ini bisa tetap bertahan. Itulah yang mau kita hargai dari proses itu sehingga ini memerlukan waktu lebih lama, harus lebih sabar," ujar Muzani saat ditemui di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018).

Muzani mengatakan, selama ini Partai Gerindra bersama PKS telah menunjukkam soliditas dan keinginan untuk berjuang bersama.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Tokoh GNPF Tanyakan Sikap Koalisi soal Rekomendasi Ulama

Begitu juga dengan PAN dan Demokrat yang belakangan memberikan sinyal akan berkoalisi dengan Partai Gerindra.

"Saya kira jerih payah yang panjang itu harus dihargai demikian juga dengan PAN kemudian dengan Demokrat ada ketulusan," kata Muzani.

Terkait hasil rekomendasi pertemuan para tokoh dan ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Muzani mengungkapkan bahwa Prabowo belum menentukan sikap.

Para ulama dan tokoh GNPF merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

Muzani mengatakan hasil rekomendasi tersebut masih harus dibahas bersama dengan partai calon mitra koalisi dan mengakomodasi seluruh kepentingan.

"Pak Prabowo masih jugaa harus berkonsultasi dengan sejumlah partai karena sekali lagi Partai Gerindra harus berkoalisi dengan beberapa partai yang ada," tutur Muzani.

Sebelumnya, Prabowo bertemu dengan sejumlah ulama dan tokoh GNPF di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018) malam.

Para tokoh GNPF itu bermaksud untuk menanyakan bagaimana hasil pembicaraan dengan partai calon mitra koalisi terkait hasil rekomendasi GNPF.

Tokoh dan pimpinan GNPF Ulama yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal GNPF Ulama Muhammad Al Khaththath, Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, Ketua SC ijtima ulama Abdul Rasyid Abdullah Syafii dan ustaz Idrus Sambo.

Baca juga: Gerindra: Rekomendasi Ulama GNPF Soal Cawapres Prabowo Tak Mengikat

Namun, saat meninggalkan kediaman Prabowo, Al Khaththath enggan memberikan keterangan terkait hasil pertemuan itu kepada wartawan yang menunggu di pintu gerbang.

Ia hanya mengatakan pertemuan itu merupakan silaturahim biasa. Setelah itu ia pergi meninggalkan rumah Prabowo dengan menumpangi sedan Nissan Teana berwarna putih.

Sementara itu pimpinan Partai Gerindra yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazir dan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta M. Taufik.

Selain itu hadir pula Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua DPP PAN Yandri Susanto.

Kompas TV Pertemuan dengan pimpinan PKS itu dikabarkan membahas hasil konsolidasi politik antara Prabowo dan SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com