JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordiantor Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, aparat gabungan TNI-Polri diterjunkan khusus untuk terlibat dalam penanganan pascagempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pasukan tersebut kata Wiranto terdiri dari 100 personel Marinir, 200 personel Kostrad, 100 personel Paskhas TNI AU, dan 400 personel Brimob.
"Pelibatan personel dan alat-alat berat dibutuhkan," ujar Wiranto dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Baca juga: Polri Prioritaskan Evakuasi Korban, Penangananan Medis dan Rehabilitasi Fasum Pascagempa Lombok
Keberadaan personel TNI-Polri di Lombok dibutuhkan untuk membantu evakuasi para korban gempa bumi. Terlebih diperkirakan masih ada sejumlah korban yang tertimbun bangunan yang roboh.
Selain personel, keberadan alat-alat besar misalnya eskavator juga diperlukan untuk membersihkan puing-puing bangunan ambruk akibat gempa magnitude 7 yang terjadi pada Minggu (5/8/2018).
KRI Teluk Parigi juga sudah diberangkatkan dan diisi oleh Batalyon Zeni Konstruksi 13 Kostrad dengan membawa alat-alat berat yang akan digunakan untuk membersihkan puing-puing sekaligus penyelamatan dan evakuasi korban.
"Diharapkan ini dapat menyelamatkan saudara-saudara kita yang kena musibah, " kata Wiranto.
Baca juga: Bantu Pemulihan Listrik di Lombok, PLN Distribusi Jatim Kirim 74 Personel
Tim juga sudah menyiagakan rumah sakit lapangan yakni dari Yon Kostrad dan rumah sakit Bhayangkara. Selain itu tenaga medis dan obat-obatan, serta perlengkapan juga sudah disiapkan.
Batalyon kesehatan dari Marinir dan Paskhas juga akan diberangkatkan untuk membantu tim medis yang sudah bekerja.
Sementara terdapat lima unit tim kesehatan Polri yang menyebar ke daerah-daerah terdampak gempa.
"Tambahan lagi masih ada yang diberangkatkan dari Surabaya yakni kapal AL, Kapal Rumah Sakit KRI Suharso membawa alat berat, membawa tenaga medis, juga obat-obatan," ucap dia.