Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Lombok Dirasakan 4 Kali Lebih Kuat, Masyarakat Menangis Panik

Kompas.com - 05/08/2018, 20:05 WIB
Diamanty Meiliana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menceritakan kondisi masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7 melanda pulau tersebut.

Dalam wawancara di stasiun televisi Metro TV, Sutopo mengatakan, dirinya mendapat informasi bahwa gempa yang terjadi pada 18.46 Wita itu dirasakan 4 kali lebih besar daripada gempa yang sebelumnya terjadi di Lombok timur yang bermagnitud 6,4.

"Empat kali lebih besar dari gempa Lombok timur. Masyarakat menangis, teriak, panik," katanya, Minggu (5/8/2018).

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7 Guncang Lombok, Berpotensi Tsunami

Dia juga mengatakan, gempa susulan masih akan terjadi.

Soal potensi tsunami, Sutopo mengaku belum mendapat laporan. Menurutnya, di Lombok, baik barat dan timur, tidak terdapat sirine peringatan tsunami.

"Tapi apakah ada yang berbasis komunitas, kami belum mendapat laporan," tambahnya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait perkembangan dan penanganan erupsi Gunung Agung di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/11/2017). Status Gunung Agung dinaikkan dari status SIAGA menjadi AWAS dan  menetapkan radius aman bagi masyarakat menjadi 10 kilometer dari puncak kawah.ANTARA FOTO/Khairun Nisa Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait perkembangan dan penanganan erupsi Gunung Agung di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/11/2017). Status Gunung Agung dinaikkan dari status SIAGA menjadi AWAS dan menetapkan radius aman bagi masyarakat menjadi 10 kilometer dari puncak kawah.

Sutopo juga menjelaskan mengapa dalam 2 minggu terakhir, gempa terjadi susul menyusul.

Baca juga: Gempa Berpotensi Tsunami, Warga Lombok Barat Mulai Mengungsi ke Dataran Tinggi

Menurutnya, sumber gempa berasal dari sesar Flores yang memanjang dari Sumbawa, Nusa  Tenggara Timur, hingga ke Selat Bali di utara Lombok. Sesar tersebut merupakan sesar aktif. 

Dia juga mengatakan, telah terjadi gempa susulan lebih dari 500 kali. Namun, untuk gempa yang terjadi sore ini tidak berasal dari pusat gempa yang terjadi sebelumnya.

"Bukan di pusat (gempa yang bermagnitudo) 6,4 tapi di segmen yang hampir sama," katanya lagi.

 

Gempa magnitudo 6,4

Sebelumnya, Lombok dilanda gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB. Warga yang merasakan guncangan gempa berhamburan ke luar rumah.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 6,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.

Baca juga: Pengungsi Gempa Lombok Mulai Diserang Diare

"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," terang Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.

Baca juga: BMKG: Kabar Gempa Lombok Picu Gempa Megathrust Hoaks

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 06.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 11 gemp abumi susulan (aftershock) yang paling kuat M=5,7.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Agus menambahkan, tim BMKG akan bergerak ke Bayan, Kabupaten Lombok Utara, untuk melakukan survei gempa menggunakan peralatan TDS. 

Kompas TV Warga berharap ganti rugi dari pemerintah untuk rumah warga segera cair secepatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com