Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

65.000 Orang Menari Poco-poco, Rekor Dunia Belum Resmi Diraih

Kompas.com - 05/08/2018, 16:42 WIB
Sherly Puspita,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Bidang Media dan Promosi upaya pemecahan rekor tari poco-poco Fernando Repi mengatakan, rekor tersebut belum resmi terpecahkan meskipun sekitar 65.000 orang telah menari di kawasan Monas hingga Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pagi tadi, Minggu (5/8/2018).

"Ini masih proses (penilaian oleh Guinness World Records)," ujar Fernando ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.

"Ini masih upaya pemecahan (rekor dunia tari poco-poco). Tadi pagi itu upaya," ujarnya lagi.

Menurutnya, proses pemecahan rekor tari poco-poco ini harus melalui proses yang panjang. Ia menyebut, proses dimulai sejak tahun lalu.

"Jadi ini, kan, sebenernya proses pencatatan itu untuk GWR (Guinness World Records) itu beda dengan MURI (Musium Rekor Indonesia) karena proses penilaiannya kan juga beda. Kami sudah mengajukan rencana ini sekitar setahun yang lalu," sebutnya.

Setelah menerima proposal panitia, tim GWR melakukan kajian terlebih dahulu mengenai asal mula tarian poco-poco.

"Jadi ini, kan, kami mengajukan kategori baru. Jadi kami harus sebut berapa jumlah peserta yang akan ikut dalam upaya ini. Lalu apakah betul poco-poco ini pertama kali dikenal dunia dari Indonesia," sebutnya.

Persetujuan GWR terkait rencana ini baru diterbitkan sekitar empat bulan yang lalu. Setelah menerima surat persetujuan, panitia segera melakukan persiapan.

Menurutnya, persiapan itu meliputi pencarian massa, sosialisasi gerakan, dan persiapan kelengkapan lain termasuk tempat dan kostum.

"Sosialisasi gerakan ini kami lakukan lewat video yang kami tayangkan di berbagai media sosial dan di media massa," kata dia.

Dalam pelaksanaannya, tim GWR pun memberi berbagai peraturan untuk memastikan hasil upaya pemecahan rekor ini valid.

"Setiap peserta masuk kawasan Monas itu ada barcode khusus untuk memastikan jumlah peserta tak kurang dari yang kami usulkan. Lalu dari 65.000 orang harus kami bagi menjadi 1.300 barikade. Setiap barikade ada steward (pimpinan regu) yang merupakan perwakilan GWR untuk memastikan gerakan peserta benar," sebutnya.

Ia mengatakan, itulah sebabnya mengapa tak sembarang orang tak bisa masuk ke area pemecahan rekor demi kondisifitas upaya ini.

"Nah nantinya setelah acara tadi ada tim audit dan penimbang yang independent juga untuk menilai apakah rekor ini terpecahkan atau tidak," kata dia.

Ia mengayakan, terjadi 10 persen peserta yang melakukan kesalahan gerakan saja, maka upaya ini bisa gagal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com