Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Napi Sukamiskin Pasang "Wallpaper" dan Kloset Duduk di Kamar

Kompas.com - 02/08/2018, 08:21 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpidana kasus korupsi Mohamad Sanusi mengatakan, banyak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, terpaksa merenovasi sendiri bagian dalam kamar tahanan mereka.

Renovasi itu bukan karena para narapidana semata-mata menginginkan kemewahan. Menurut Sanusi, banyak kondisi kamar yang tidak layak, sehingga membutuhkan perbaikan.

Salah satu contohnya, menurut Sanusi, para narapidana memasang sendiri wallpaper atau kertas pelapis dinding. Sebab, jika tidak dilapisi kertas, dinding dan atap yang terbuat dari kapur akan berjatuhan.

Baca juga: Sanusi Sebut Banyak Napi Miskin Jadi Latar Belakang Pembentukan Badan Zakat di Sukamiskin

"Itu kalau enggak kami plester, atau pasang wallpaper atau kami kasi triplek, anda tidur, itu semua lepas tuh, karena itu semua banyak kapur. Karena konstruksinya sudah 100 tahun yang lalu, bukan pakai semen, pakai kapur," kata Sanusi saat ditemui di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (2/8/2018).

Tak cuma itu, menurut Sanusi, banyak narapidana yang akhirnya memasang sendiri kloset duduk di kamar tahanan. Salah satu alasannya, karena banyak tahanan berusia lanjut yang kesulitan jika harus buang air tanpa kloset duduk.

Belum lagi, kata Sanusi, beberapa tahanan yang dalam keadaan sakit, akan kesulitan jika dilarang menggunakan kloset duduk. Mantan anggota DPRD DKI itu keberatan jika penggunaan kloset duduk di dalam kamar tahanan sampai dipersoalkan.

Baca juga: Pasca-OTT, Ini Perbaikan yang Akan Dilakukan Kalapas Sukamiskin Baru

"Saya kasi contoh, OC Kaligis kalau disuruh nongkrong, dia enggak keluar tuh BAB-nya, sudah 76 tahun. Saya di ditahan di KPK, WC-nya duduk bukan nongkrong. Masa WC duduk saja dimasalahin hayo?" Kata Sanusi.

Beberapa waktu lalu, Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husein ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan sangkaan memberi fasilitas dan izin khusus bagi sejumlah narapidana.

Pasca penangkapan, Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM melakukan inspeksi mendadak di Lapas Sukamiskin.

Kompas TV Menkumham Yasona Laoly lewat Kanwil Kemenkumham Jabar minta Kalapas baru benahi Lapas Sukamiskin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com