JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, para ulama sepuh beserta tiga ribuan jemaah, Rabu (1/8/2018) malam, melaksanakan dzikir bersama di halaman Istana Merdeka, Jakarta.
Dzikir bersama ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
Dalam pidatonya sebelum dzikir dimulai, Presiden berpesan kepada seluruh jamaah untuk merawat persatuan, persaudaraan dan kerukunan di antara sesama anak bangsa.
"Aset terbesar bangsa kita, Indonesia, adalah persatuan, kerukunan dan persaudaraan selain kita dianugerahi oleh Allah sumber daya alam yang melimpah," ujar Jokowi.
Baca juga: Ratusan Santri di Bogor Long March Dukung Jokowi Dua Periode
"Oleh sebab itu, kita harus tetap menjaga yang namanya ukhuwah Islamiyah, menjaga ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basariah kita," lanjut dia.
Presiden Jokowi mengakui, tidak mudah di dalam merawat persatuan, kerukunan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
Sebab, Indonesia merupakan negara majemuk. Penduduknya berjumlah 260 juta yang terdiri dari 714 suku dan tinggal menetap di 17 ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Baca juga: Jejak Indonesia dalam Diplomasi Islam Moderat di Afghanistan
"Bandingkan dengan Malaysia, penduduknya 31 juta, kita 260 juta. Di Papua Nugini penduduknya 8 juta, kita 260 juta," ujar Jokowi.
"Suku juga demikian. Di Singapura saya tanya Dubesnya, ada 4 suku, di kita 714 suku. Di Afghanistan juga sama saya tanya Presiden Ashraf Ghani, Afghanistan ada 7 suku, kita ada 714 suku," lanjut dia.
Namun, Allah SWT menganugerahi Indonesia dengan kemerdekaan pada 72 tahun silam. Oleh sebab itu, Jokowi juga berpesan agar seluruh anak bangsa terus menjaga anugerah Tuhan tersebut.
Hadir dalam dzikir bersama itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri-menteri Kabinet Kerja dan sejumlah ulama sepuh, antara lain Ma'ruf Amin dan Maimun Zubair.