Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Aset Terbesar Bangsa Indonesia adalah Persatuan dan Persaudaraan

Kompas.com - 01/08/2018, 21:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden  Joko Widodo, para ulama sepuh beserta tiga ribuan jemaah, Rabu (1/8/2018) malam, melaksanakan  dzikir bersama di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

Dzikir bersama ini dalam rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.

Dalam pidatonya sebelum dzikir dimulai, Presiden berpesan kepada seluruh jamaah untuk merawat persatuan, persaudaraan dan kerukunan di antara sesama anak bangsa.

"Aset terbesar bangsa kita, Indonesia, adalah persatuan, kerukunan dan persaudaraan selain kita dianugerahi oleh Allah sumber daya alam yang melimpah," ujar Jokowi.

Baca juga: Ratusan Santri di Bogor Long March Dukung Jokowi Dua Periode

"Oleh sebab itu, kita harus tetap menjaga yang namanya ukhuwah Islamiyah, menjaga ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basariah kita," lanjut dia.

Presiden Jokowi mengakui, tidak mudah di dalam merawat persatuan, kerukunan dan persaudaraan sesama anak bangsa.

Sebab, Indonesia merupakan negara majemuk. Penduduknya berjumlah 260 juta yang terdiri dari 714 suku dan tinggal menetap di 17 ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.

Baca juga: Jejak Indonesia dalam Diplomasi Islam Moderat di Afghanistan

"Bandingkan dengan Malaysia, penduduknya 31 juta, kita 260 juta. Di Papua Nugini penduduknya 8 juta, kita 260 juta," ujar Jokowi.

"Suku juga demikian. Di Singapura saya tanya Dubesnya, ada 4 suku, di kita 714 suku. Di Afghanistan juga sama saya tanya Presiden Ashraf Ghani, Afghanistan ada 7 suku, kita ada 714 suku," lanjut dia.

Namun, Allah SWT menganugerahi Indonesia dengan kemerdekaan pada 72 tahun silam. Oleh sebab itu, Jokowi juga berpesan agar seluruh anak bangsa terus menjaga anugerah Tuhan tersebut.

Hadir dalam dzikir bersama itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri-menteri Kabinet Kerja dan sejumlah ulama sepuh, antara lain Ma'ruf Amin dan Maimun Zubair.


Kompas TV Sehari setelah pertemuan antara sekjen 9 parpol dengan Presiden Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com