Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawarkan Cawapres untuk Prabowo, PKS Dinilai Berupaya Dongkrak Suara

Kompas.com - 01/08/2018, 18:56 WIB
Reza Jurnaliston,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menilai wajar bila Partai Keadilan Sejahtera tetap ngotot mengusulkan kadernya sebagai calon wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Menurut Lili, dipilihnya cawapres dari PKS akan berpengaruh terhadap suara partai itu dalam Pemilu Legislatif 2019 yang juga dilaksanakan serentak dengan Pilpres 2019.

"Dengan adanya kader PKS sebagai cawapres dapat mendongkrak elektabilitas suara PKS. Dengan parliamentary threshold 4 persen cukup berat bagi partai-partai termasuk PKS," ujar Lili Romli saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/8/2018).

Langkah itu, kata Lili, dilakukan PKS karena secara elektoral partai berlambang sabit kembar itu hanya diuntungkan jika menjadikan salah satu kadernya menjadi cawapres dalam Pilpres 2019.

Baca juga: Waketum Gerindra: PKS dan PAN Sepakat Serahkan soal Cawapres ke Prabowo

Lili juga menilai, secara elektoral, PKS diuntungkan jika berkoalisi dengan Prabowo karena akan mendapatkan efek beruntun atau coattail effect.

Efek ini diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh partai pengusung berkat popularitas calon presiden dengan tingkat elektabilitas yang tinggi.

"PKS ingin agar kadernya sebagai cawapres, kenapa? Karena terkait dengan coattail effect," kata Lili.

Adapun nama-nama yang diusulkan PKS untuk menjadi cawapres antara lain Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al’Jufrie, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid, serta Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf dan Mardani Ali Sera.

Selain itu, nama lain datang dari kader-kader mantan petinggi PKS dan kepala daerah. Mereka antara lain mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring dan Anis Matta, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Lili mengatakan, PKS akan berupaya untuk bisa mengusung cawapresnya. Apalagi, kader PKS telah mendapat restu dari ulama yang tergabung dalam alumni 212 atau ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).

Baca juga: Demokrat: Koalisi Mentok, PAN dan PKS Belum Legawa soal Cawapres Prabowo

Adapun pertemuan ulama dan tokoh GNPF merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

"Kan ulama GNPF merekomendasikan Salim Segaf sebagai cawapres, makin PKS makin percaya diri," tutur dia.

Di sisi lain, Lili menuturkan, menjadi persoalan tersendiri bagi Prabowo untuk “meminang” seorang cawapres yang dapat mendongkrak elektabilitasnya.

Diketahui, Partai Demokrat ingin mengorbitkan kadernya, Agus Harimurti Yudhoyono. Sementara, PAN tetap mengajukan ketua umumnya, Zulkili Hasan.

"Problem-nya buat Prabowo apakah cawapres yang direkomendasikan itu mendongkrak elektabilitas enggak?" kata Lili.

Kompas TV Simak perbincangannya dalam dialog Sapa Indonesia berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com