Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Sinyal Terang Penentuan Cawapres Jokowi

Kompas.com - 30/07/2018, 09:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


PEKAN lalu, perhatian publik tersita oleh pertemuan dua koalisi politik. Pertemuan pertama adalah koalisi Jokowi yang berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat.

Pertemuan kedua adalah safari politik Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang secara maraton bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Apa sinyal terang yang bisa kita lihat di balik dua pertemuan tersebut? Saya jabarkan dalam tulisan ini.

Rendang koalisi Jokowi

Pertemuan 6 partai politik pendukung Jokowi pada Senin (23/7/2018) malam digelar mendadak. Kabar pertemuan tersebar menjelang malam. Ketua Umum PPP Romahurmuzy menyebut menu pertemuan itu adalah “rendang koalisi”.

Apa yang dimaksud Romy, panggilan akrab Romahurmuzy, dengan “rendang koalisi”? Apakah karena rendang dinobatkan sebagai makanan paling enak nomor 1 di dunia sehingga yang diputuskan malam itu diyakini sebagai keputusan nikmat bagi seluruh rakyat Indonesia?

Atau, apakah kata rendang merujuk pada lemahnya elektoral di Sumatera Barat, asal makanan rendang, yang notabene memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi koalisi Jokowi? 

Di luar makna rendang, sesungguhnya ada sinyal terang yang terbentang dari hasil pertemuan tersebut. Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang mengatakan tak ingin membuka nama-nama cawapres yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Yang pasti, kata dia, malam itu cawapres Jokowi telah mengerucut pada satu nama.

"Dibahas soal koalisi, koalisi kita bulat. Ini sudah diserahkan 100 persen ke Presiden ya soal nama cawapres, sudah mengerucut, sudah di tangan Presiden. Mungkin akan disampaikan dalam satu minggu ini. Saya enggak tahu ya, jangan saya yang umumkan," kata Oesman tentang pertemuan tersebut.

"Kita sudah solid ya, koalisinya bulat, mengerucutnya tinggal satu nama ya," kata Oesman lagi! 

Romy pernah menginformasikan ada 10 nama yang dipertimbangkan Jokowi. Nama Romy adalah salah satunya. Sembilan nama lainnya adalah

  1. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar
  2. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto
  3. Menteri Keuangan Sri Mulyani
  4. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
  5. Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin
  6. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin
  7. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD
  8. Mantan Panglima TNI Moeldoko
  9. Pengusaha pemilik Trans Corp Chairul Tanjung 

Pertanyaannya, siapa satu nama yang sudah mengerucut itu? 

Analisis isi media menjawabnya

Untuk menjawab ini, perlu analisis isi dari media. Bukan untuk melihat arah ideologi media seperti yang biasa dilakukan dengan metode ini, tapi untuk mengungkap sosok pendamping Jokowi yang namanya masih disembunyikan.

Meski namanya masih terus disimpan di saku Jokowi, kita bisa mengintipnya dari sejumlah pernyataan yang dikeluarkan para politisi koalisi Jokowi. Setelah pertemuan itu, ada pernyataan seragam yang dilontarkan: sosok calon pendamping Jokowi bukan berasal dari partai politik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com