Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INFOGRAFIK: Tuan Guru Bajang

Kompas.com - 28/07/2018, 06:44 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tuan Guru Bajang atau dikenal TGB Muhammad Zainul Majdi adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia telah menjabat posisi ini selama dua periode.

Di Lombok, Tuan Guru Haji (TGH) merupakan sebutan kepada tokoh agama. Namun, Zainul Majdi lebih dikenal dengan 'Bajang' karena ia masih berusia muda saat menjadi Gubernur NTB.

TGB menjabat Gubernur NTB sejak 2008 ketika berpasangan dengan Badrul Munir.

Pada Pilkada NTB 2013, TGB mencalonkan kembali dengan pasangan yang berbeda, M Ali, dan masih menjabat hingga kini.

Menjelang Pemilihan Presiden 2019, nama TGB disebut-sebut sebagai salah satu yang dianggap berpotensi menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo.

Seperti apa perjalanan Tuan Guru Bajang?

TGB lahir di Pancor, Selong, pada 31 Mei 1972, dengan nama Muhammad Zainul Majdi. Ia merupakan putra ketiga dari HM Djalaluddin dan Rauhun Zainuddin Abdul Madjid.

Ayahnya adalah seorang pensiunan birokrat Pemerintah Daerah NTB, sedangkan Ibunya merupakan putri pendiri organisasi Islam terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan (NW) dan pendiri Pesantren Darun-Nahdlatain,TGH M Zainuddin Abdul Madjid.

TGB menjalani pendidikan dasarnya di SD Negeri 2 Mataram. Setelah lulus pada 1985, Zainul Majdi melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah, dan pendidikan selanjutnya ditempuh di Aliyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan.

Pada 1992, Zainul Majdi melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, tepatnya di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.

Pada 1995, dia lulus dan memperoleh gelar Lc. Tahun selanjutnya, TGB melanjutkan pendidikan S2 dan meraih gelar Master of Art (MA). Setelah lulus S2, dia melanjutkan S3 pada jurusan yang sama.

Pada 2003, dia memperoleh amanah menjadi Rektor Institute Agama Islam Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Muhammad Zainul Majdi

Terjun ke politik

Zainul Majdi terjun ke politik dengan menjadi anggota DPR RI dari NTB periode 2004-2009.

Pada 2008, ia memutuskan kembali mengabdi ke kampung halaman dengan mencalonkan diri sebagai calon gubernur NTB.

TGB maju pada Pilkada 2008 bersama Badrul Munir dengan diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Ia memenangkan Pilkada NTB 2008 dan dilantik sebagai gubernur pada 17 September 2008.

Setelah lima tahun memimpin, pada 2013, TGB kembali mencalonkan diri sebagai gubernur. Kali ini berpasangan dengan Muhammad Amin.

Untuk kedua kalinya, dia berhasil memenangkan Pilkada NTB, dan masih menjabat hingga saat ini.

Dua periode menjabat, TGB dinilai berhasil mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan produksi pertanian di berbagai daerah di NTB.

NTB dikategorikan sebagai provinsi terbaik dalam pembangunan manusia. TGB pun meraih sejumlah penghargaan dari pemerintah.

Kompas TV Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majdi, yang dikenal dengan sebutan TGB, resmi mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com