Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Maksud Wasekjen Demokrat Rela Kerja Sama dengan Setan demi Ganti Presiden

Kompas.com - 26/07/2018, 15:02 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menyampaikan pernyataan kontroversial terkait Pemilu Presiden 2019.

Melalui akun twitternya, @RachlanNashidik, dia mengatakan, siap bekerja sama dengan setan demi mengalahkan Joko Widodo pada pilpres tahun depan.

"Saya mau ganti presiden! Kalau demi itu saya harus bekerjasama dengan setan, saya akan lakukan. Apalagi cuma kerjasama dengan Prabowo," tulis Rachland, Kamis (26/7/2018) dini hari.

Rachland menyampaikan hal itu setelah sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: SBY Blak-blakan Proses Komunikasi dengan Jokowi, Ini Penjelasannya

Demokrat dan Gerindra terus mematangkan koalisi untuk melawan Jokowi.

Hingga Kamis sore, kicauan Rachland sudah mendapatkan lebih dari 500 komentar, dan dikicaukan ulang sebanyak 250 kali.

"Dulu Tuhan sekarang setan, mang asik politik di Indonesia, semua diajak berkomplot musuhin Jkw. #2019TetapJokowi," tulis akun @rekansaber.

"Saya ngga mau ganti Presiden! Kalau demi itu saya harus melawan setan, saya akan lakukan. Apalagi cuma melawan teman-temannya setan seperti anda, bung," tulis akun @Widyarenee.

Baca juga: Romy: Info Terpercaya SBY Ajukan AHY Jadi Cawapres Jokowi

Saat dihubungi, Rachland mengaku, kicauan tersebut ia buat untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak memiliki banyak pilihan dalam Pilpres 2019.

Ini terjadi karena syarat ambang batas pencalonan presiden dan wapres yang diatur dalam UU Pemilu.

"Tak ada kemewahan memilih yang ideal atau seharusnya dalam demokrasi Indonesia hari ini," kata Rachland.

Baca juga: Menurut SBY, Bisa Saja Ada Parpol Pendukung Jokowi yang Hengkang

Dengan ambang batas, setiap parpol atau gabungan parpol harus mengantongi 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional pada pemilu sebelumnya untuk bisa mengusung capres dan cawapres.

Sementara itu, sejauh ini sepuluh parpol di parlemen hanya terpolarisasi dalam dua poros besar, yakni poros Joko Widodo sebagai petahana dan poros Prabowo Subianto sebagai oposisi.

"Pilihan yang tersedia cuma berkuda atau naik sepeda," kata Rachland mengacu pada hobi Prabowo naik kuda dan kebiasaan Jokowi membagi-bagikan sepeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com