Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Saya Tidak Katakan Ada Hambatan dengan Pak Jokowi

Kompas.com - 26/07/2018, 08:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah adanya hambatan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo dalam membangun koalisi.

Ia menegaskan tak memiliki masalah dengan Jokowi. Menurut SBY, Jokowi telah mengajak Partai Demokrat untuk bergabung dengan tulus. Ia pun menghormati ketulusan Jokowi.

"Saya mengetahui bahwa Pak Jokowi sungguh-sungguh untuk mengajak Demokrat berada di koalisi dan di dalam pemerintahan," ujar SBY di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

"Kalau sekarang ada yang mengatakan SBY kena PHP (pemberi harapan palsu), tidak. Ini Pak Jokowi sungguh-sungguh ingin mengajak kami di dalam," kata SBY.

Baca juga: SBY Blak-blakan Proses Komunikasi dengan Jokowi, Ini Penjelasannya

Ia menegaskan, jalan untuk berkoalisi dengan Jokowi tertutup lantaran ada sebab lain yang enggan ia ungkapkan.

Hal itu ia tangkap dari pembicaraan keenam ketua umum partai politik dengan Jokowi di Istana Bogor ihwal koalisi pada Pilpres 2019.

"Saya tidak mengatakan ada hambatan sama Pak Jokowi, tidak. Tapi ada hambatan berkoalisi, silakan ditafsirkan sendiri. Bukan dengan Pak Jokowi. Insya Allah hubungan saya dengan Pak Jokowi tetap baik. Beliau Presiden kita," kata SBY.

"Tapi jangan simplifikasi, mereduksi, kemudian menggeser persoalan seolah hambatan itu saya dengan Pak Jokowi, tidak ada," tuturnya.

Alih-alih membantah adanya hambatan dengan Jokowi, SBY justru membenarkan ketidakharmonisan hubungannya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Hubungan SBY dan Megawati Buruk, Elite Dinilai Tak Dewasa Berpolitik

Dia menyebutkan, dalam setiap pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dirinya selalu meyakini mantan Gubernur DKI Jakarta itu tulus mengajaknya bergabung dalam koalisi.

Bahkan, keraguannya soal Partai Demokrat bakal diterima partai koalisi lainnya terbantahkan lewat pernyataan Jokowi sendiri.

"Saya selalu bertanya, 'apakah kalau Demokrat ada dalam koalisi, partai-partai koalisi itu bisa terima kami?'. 'Ya bisa, karena presidennya saya'," ucap SBY menirukan percakapannya dengan Jokowi.

Kendati demikian, dirinya tetap tidak yakin mengingat realitas hubungannya dengan Megawati yang belum pulih.

"Masih ada jarak, masih ada hambatan di situ," ucapnya.

"Saya harus jujur, belum pulih, masih ada jarak," kata dia.

Kompas TV SBY mengaku, berusaha menjalin komunikasi dengan Megawati selama 10 tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com