Pernyataan tersebut intinya, jika ada parpol lain yang ingin bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi, maka harus disepakati oleh semua parpol pendukung.
Masalahnya, hubungan SBY dengan Megawati belum pulih.
"Saya ini orang tua. Saya mengerti maksudnya bahwa memang tidak mudah bagi Demokrat untuk berada di dalam," ujar SBY.
Lantaran hasil Rakernas Demokrat di Lombok, Mei 2018, memutuskan Demokrat mengusung capres-cawapres, maka SBY perlu menjajaki peluang baru dalam koalisi.
SBY kemudian berkomunikasi dengan Prabowo Subianto. Ia mengaku baru kembali bertemu dengan Prabowo pada Selasa kemarin setelah pertemuannya pada 2017 yang membahas ambang batas pencalonan presiden.
"Sehingga kalau pertemuan pertama (dengan Prabowo) setelah satu tahun itu memiliki inisiatif untuk kemungkinan membangun koalisi, memang ada landasannya. Jadi tidak begitu saja kami tutup buku dengan Pak Jokowi lalu membuka lembaran baru dengan Pak Prabowo," ujar SBY.
"Saya harus mengatakan pada malam hari ini, tampaknya ada hambatan bagi Demokrat untuk berada dalam koalisi. Sungguh pun saya benar-benar merasakan kesungguhan dan ketulusan Pak Jokowi untuk mengajak kami Partai Demokrat ke dalam koalisi," tambah dia.
"Tetapi, saya mengetahui, tanpa harus saya sampaikan dari mana sumber-sumbernya, memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat untuk berada dalam koalisi beliau," kata SBY lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.