JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang kepala desa mendapatkan hadiah sepeda setelah keduanya melayangkan protes kepada Presiden Joko Widodo.
Hal itu terjadi saat Jokowi menghadiri acara Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Tahun 2018, di Yogyakarta, Rabu (25/7/2018).
Dalam acara tersebut, Jokowi memberikan pengarahan kepada sekitar 2.200 kepala desa (kades) dari Jawa dan Kalimantan.
Di sela pidatonya, Jokowi bertanya kepada para kepala desa yang hadir, apakah masih mengalami kesulitan dalam membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) terkait penggunaan dana desa.
"Buat SPJ masih sulit tidak?" tanya Jokowi.
"Suliiit," jawab para kepala desa kompak.
"Coba yang bilang sulit mau kesini," kata Jokowi lagi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Sekarang Banyak Politisi Kompor, Banyak yang Kemakan
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lalu menunjuk salah seorang kepala desa untuk naik ke atas panggung.
Yasmudi, kepala desa asal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengeluh kesulitan menyusun SPJ lantaran sangat tebal dan banyak.
Ia mengaku kesulitan merinci SPJ sebanyak itu.
"Kesulitan menggunakan SPJ kaitannya dengan anggaran yang sudah masuk itu terlalu banyak dan tebal sekali. Perinciannya susah sekali," kata Yasmudi.
Baca juga: Jokowi: Kalau Gaji Wali Kota Naik, Bupati, Gubernur, dan Menteri Juga Harus Naik
Jokowi kemudian meminta Yasmudi menjabarkan secara rinci kesulitan yang dimaksud.
Jokowi menjelaskan, sistem SPJ diadakan agar pertanggungjawaban keuangan desa bisa transparan, karena ini menyangkut uang rakyat juga.
"Perencanaan pembangunan di musyawarahkan, penggunaan dana desa harus transparan. Pertanggungjawaban keuangan karena ini uang rakyat uang negara. Saya belum nangkap sulitnya," timpal Jokowi.
Yasmudi mencontohkan situasi ketika desa membeli pasir satu truk dengan total 7 kubik. Ia menyebut, pencatatan pengeluaran pembelian pasir sulit dirinci dalam SPJ.
"Kita beli pasir satu truk tujuh kubik susah memasukkan ke administrasi," keluhnya.
Jokowi mengaku masih belum bisa menangkap kesulitan yang dimaksud Yasmudi. Namun, ia berjanji akan segera membicarakan hal ini dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Biar saya marahi Menteri Keuangan agar buat yang mudah," kata Jokowi.
Setelah itu, Jokowi meminta Yasmudi untuk melafalkan Pancasila. Ia berhasil melafalkan dengan benar dan berhasil mendapat sepeda dari Jokowi.
Para kepala desa yang hadir pun bertepuk tangan dan bersorak heboh.
Jokowi lalu meminta satu orang kepala desa lagi maju ke atas panggung untuk menjelaskan kesulitan saat membuat SPJ dana desa.
Kali ini jumlah kepala desa yang tunjuk tangan lebih banyak karena sudah mengetahui ada hadiah sepeda.
Jokowi akhirnya memilih Hari Wibowo, kades asal Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Menurut dia, kesulitan dalam membuat SPJ adalah karena seringnya perencanaan yang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan.
Menurut dia, hal ini kerap terjadi karena SDM di desa yang masih kurang.
"Kadang (warga) seperti anak kecil, pingin ini, minta ini sehingga tidak menggunakan perencanaan. Minta gapura tapi tanpa perencanaan setahun sebelumnya," kata dia.
Tidak hanya itu, ia juga mengeluhkan biaya administrasi fotokopi dalam penyusunan yang tidak masuk dalam anggaran. Padahal desa seringkali memfotokopi berlembar-lembar SPJ.
Jokowi berjanji akan segera mengevaluasi format SPJ dana desa yang dianggap rumit oleh para kepala desa.
Mantan Wali Kota Solo itu kembali meminta Hari untuk melafalkan Pancasila. Hari dengan lantang berhasil melafalkan Pancasila dan mendapatkan hadiah sepeda dari Kepala Negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.