Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2018, 23:22 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memuji kinerja dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu yang dipuji adalah kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketika Ketua Umum Demokrat tersebut memimpin negara.

Pujian itu Prabowo lontarkan saat memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono di kediaman pribadi SBY, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018) malam.

Pertemuan tersebut membahas peluang koalisi antara Gerindra dan Demokrat dalam Pilpres 2019.

"Pak SBY memiliki pengalaman yang sangat besar. Sepuluh tahun beliau memimpin dengan baik republik kita. Yang jelas waktu beliau memimpin, BUMN-BUMN dalam keadaan baik," ujar Prabowo.

Baca juga: Prabowo: AHY Jadi Cawapres, Kenapa Tidak?

Prabowo menilai, kondisi BUMN saat ini merisaukan. Padahal, kata mantan Danjen Kopassus itu, BUMN merupakan pertahanan terakhir ekonomi negara Indonesia.

Menurut dia, jika kondisi BUMN terancam, situasi nasional negara juga ikut terancam.

"Sekarang kita risau karena BUMN-BUMN, menurut pendapat saya, BUMN adalah pertahanan terakhir ekonomi republik indonesia. Jadi kalau BUMN terancam, negara kita terancam," kata Prabowo.

Baca juga: AHY Tersenyum Dengar Prabowo Tak Masalah jika Dirinya Jadi Cawapres

Selain itu, Prabowo mengatakan bahwa dirinya dan SBY bertekad untuk membangun koalisi menuju Pilpres 2019.

Prabowo merasa ada kesamaan latar belakang dan dasar pemikiran dengan SBY sebagai sesama ketua umum partai politik.

Ia mengatakan, rakyat menginginkan adanya tata kelola pemerintahan yang bersih dan pengelolaan ekonomi dengan baik.

"Kami sangat prhatin dengan kondisi keadaan ekonomi bangsa terutama keadaan ekonomi bangsa. Intinya kami bertekad mengadakan pertemuan lebih teknis menuju suatu koalisi untuk memberi solusi kepada rakyat," tutur Prabowo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Didesak Segera Investigasi Internal

Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Didesak Segera Investigasi Internal

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, Menkominfo: KPU Bilang Datanya Diambil

Data Pemilih Diduga Bocor, Menkominfo: KPU Bilang Datanya Diambil

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, Ketua KPU: Sedang Dicek Kebenarannya

Data Pemilih Diduga Bocor, Ketua KPU: Sedang Dicek Kebenarannya

Nasional
Anies Kampanye Temui Petani di Pangalengan, Sebut Persediaan Pupuk Jadi Keluhan Utama

Anies Kampanye Temui Petani di Pangalengan, Sebut Persediaan Pupuk Jadi Keluhan Utama

Nasional
Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Nasional
Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Nasional
Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Nasional
KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

Nasional
Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Nasional
Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Nasional
Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Nasional
Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Nasional
Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Nasional
Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan 'Branding' Kampanye

Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan "Branding" Kampanye

Nasional
Jokowi Ingatkan Menteri dan Kepala Daerah Tak Buka Celah Penyalahgunaan Anggaran

Jokowi Ingatkan Menteri dan Kepala Daerah Tak Buka Celah Penyalahgunaan Anggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com