JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy menyatakan, partai politik koalisi pengusung Presiden Joko Widodo dijadwalkan bertemu kembali membahas pemenangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Hal itu disampaikan Romi menanggapi pertemuan Jokowi dengan enam ketua umum partai politik pengusungnya di Istana Bogor, Senin (23/7/2018).
"Koalisi yang enam partai sepakat akan bertemu kembali selambat-lambatnya pekan depan untuk membicarakan langkah-langkah lanjutan yang dianggap perlu dalam rangka pemenangan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019," kata Romi, sapaannya, melalui keterangan tertulis, Selasa (24/7/2018).
Romi menambahkan, pertemuan semalam juga semakin menegaskan kehendak keenam partai untuk mengusung Jokowi tanpa ada kata mundur.
Baca juga: Jokowi dan Ketum Partai Koalisi Sepakati Satu Nama Cawapres, tetapi...
Menurut Romi, sudah ada kesepahaman di antara partai koalisi terkait penentuan cawapres.
Romi mengatakan, masing-masing partai politik pengusung Jokowi sudah memahami kelemahan dan kekuatan mereka untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Koalisi sepakat bahwa dukungan parpol kepada pemerintahan Jokowi harus dilandasi iktikad baik, mengedepankan disiplin berkoalisi, konsistensi dalam berkomunikasi di dalam dan di luar ruang rembug koalisi, dan prinsip saling memahami kelebihan dan kelemahan," ujar Romi.
Selain itu, koalisi pengusung Jokowi juga membahas antisipasi penggunaan isu SARA dalam kampanye Pilpres 2019.
"Koalisi sepakat untuk memerangi digunakannya hoaks, fitnah dan kebencian berlatar SARA sebagai sarana pemenangan kontestasi politik," ucap Romi.
Baca juga: Sudah Putus Satu Nama, Cawapres Jokowi Diumumkan di Akhir Pendaftaran
Dalam pertemuan yang dilakukan sambil santap malam tersebut, seluruh ketum parpol juga menyatakan akan tetap solid mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 nanti.
Cawapres yang akan mendampingi Jokowi juga sudah mengerucut ke satu nama, namun baru akan diumumkan jelang akhir pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum.
Adapun saat ini parpol yang belum menentukan pilihan adalah Partai Demokrat. Partai yang dipimpin Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono itu masih menampung aspirasi kader dari seluruh daerah.
Setiap daerah menggelar rapat koordinasi daerah dan menggelar voting. Hasilnya, sebagian daerah seperti Jawa Timur lebih memilih merapat ke kubu Jokowi.
Namun, ada juga daerah seperti Jawa Barat di mana para kader Partai Demokrat lebih memilih bergabung ke kelompok oposisi.