KOMPAS.com - Kloter pertama jemaah haji Indonesia 2018 pertama sudah diberangkatkan sepekan lalu.
Selanjutnya pemerintah tinggal mempersiapkan pemberangkatan tahap selanjutnya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Selain mempersiapkan keberangkatan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama mempersiapkan embarkasi sebagai tempat tinggal sementara jemaah calon haji sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.
Baca juga: Musim Haji Bawa Berkah Bagi Warga yang Tinggal di Sekitar Asrama Haji
Beberapa dekade lalu urusan memberangkatkan ribuan calon jemaah haji ke Arab Saudi bukan pekerjaan mudah.
Pada 1960-an, jemaah calon haji di Indonesia dihadapkan pada dua pilihan saat akan berangkat menuju Arab Saudi, yaitu melalui jalur udara dan laut.
Pada 1952 dibentuklah PT Pelayaran Muslim untuk mengelola dan memberangkatkan haji melalui jalur udara.
Walaupun awalnya antusiasme jemaah menggunakan pesawat udara tak terlalu banyak karena mahalnya biaya, cara ini terus berkembang karena jalur laut mengalami kendala.
Pada 1964, PT Arafat didirikan untuk mengintegrasikan seluruh calon jemaah haji yang berangkat melalui jalur laut.
PT Arafat merupakan satu-satunya perusahaan yang memberikan layanan haji lewat laut pada waktu itu.
Baca juga: Asrama Haji Bekasi Siap Sambut Kepulangan Jemaah Asal Jawa Barat
Perusahaan ini menggunakan berbagai kapal seperti Tampomas, Abeto, Cut Nyak Dien, Ambulombo, dan MH Thamrin.
Setelah pengelolaan keberangkatan teratasi, pemerintah memberikan kebebasan kepada jemaah calon haji untuk menggunakan transportasi sesuai dengan kemampuan mereka.