Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Ada LRT di Palembang, Seperti Apa Kisah Kereta Api di Sumatera pada Masa Lalu?

Kompas.com - 16/07/2018, 09:25 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kompas TV Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Solo-Ngawi tepatnya di ruas Kartasura-Sragen di kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Sumatera Selatan

Perkembangan kereta api di Sumatera Selatan juga dibangun untuk menunjang perkebunan. Ketika itu, pada 1911, rel kereta api melintasi kebun kaitsyuk, tembakau, kopi, karet, dan kelapa sawit.

Sepanjang 12 kilometer lintasan dibuat dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur tersebut mulai digunakan pada 3 Agustus 1914.

Melalui Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS), pembangunan rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan sepanjang 529 kilometer selesai dilaksanakan. Dengan perluasan jalur kereta api, bisnis perkeretaapian berkembang.

Seiring pemindahan kekuasaan dari penjajah ke Pemerintah Indonesia, pengelolaan kereta api juga mengalami perubahan.

Bermula dari usaha milik Belanda, kemudian melebur menjadi perusahaan milik Indonesia.

Dikutip dari Harian Kompas ,24 September 1966, perkembangan kereta api di Sumatera Selatan terus berkembang.

Pada akhir 1966, Kereta Api (KA) Ekspres di Sumsel mulai dibuka.

Di jalur Kertapati-Tanjung Karang tersebut akan beroperasi 80 gerbong kereta api dengan sistem rem udara.

Sumatera Utara

Sementara, perkembangan kereta api di Sumatera Utara dimulai saat adanya bisnis tembakau.

Ketika negara-negara Eropa sangat menyukai aroma dan rasa tembakau Deli, Belanda membentuk Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Melalui DSM, perkembangan perkeretaapian di Sumatera Utara terus berkembang

Jalur kereta api antar wilayah juga tersambung dan menghubungkan lintas Taluk-Teluk bayur, Taluk-Pekan Baru, dan bahkan Taluk-Teluk Bayur.

Harian Kompas, 5 November 1966, memberitakan, dilakukan uji coba kereta api ekspres di Sumatera Utara. Kereta ini menghubungkan Medan-Tanjung Balai yang berjarak 175 kilometer dan bisa ditempuh dengan tempo 3 jam 45 menit dengan melewati Tebing Tinggi, Kisaran, dan Perlanaan.

Kereta api tersebut ditarik oleh 2 lokomotif disel yang mengangkut 400 orang penumpang.

Sementara, Harian Kompas, 22 April 1969, menyebutkan, untuk membantu perkembangan hubungan kereta api di Sumatera, perusahaan Jepang membantu perluasan hubungan kereta yang akan menghubungkan Palembang di Sumatera Selatan dan Rantau Rapat di Sumatera Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com