Sumatera Selatan
Perkembangan kereta api di Sumatera Selatan juga dibangun untuk menunjang perkebunan. Ketika itu, pada 1911, rel kereta api melintasi kebun kaitsyuk, tembakau, kopi, karet, dan kelapa sawit.
Sepanjang 12 kilometer lintasan dibuat dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur tersebut mulai digunakan pada 3 Agustus 1914.
Melalui Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS), pembangunan rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan sepanjang 529 kilometer selesai dilaksanakan. Dengan perluasan jalur kereta api, bisnis perkeretaapian berkembang.
Seiring pemindahan kekuasaan dari penjajah ke Pemerintah Indonesia, pengelolaan kereta api juga mengalami perubahan.
Bermula dari usaha milik Belanda, kemudian melebur menjadi perusahaan milik Indonesia.
Dikutip dari Harian Kompas ,24 September 1966, perkembangan kereta api di Sumatera Selatan terus berkembang.
Pada akhir 1966, Kereta Api (KA) Ekspres di Sumsel mulai dibuka.
Di jalur Kertapati-Tanjung Karang tersebut akan beroperasi 80 gerbong kereta api dengan sistem rem udara.
Sumatera Utara
Sementara, perkembangan kereta api di Sumatera Utara dimulai saat adanya bisnis tembakau.
Ketika negara-negara Eropa sangat menyukai aroma dan rasa tembakau Deli, Belanda membentuk Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Melalui DSM, perkembangan perkeretaapian di Sumatera Utara terus berkembang
Jalur kereta api antar wilayah juga tersambung dan menghubungkan lintas Taluk-Teluk bayur, Taluk-Pekan Baru, dan bahkan Taluk-Teluk Bayur.
Harian Kompas, 5 November 1966, memberitakan, dilakukan uji coba kereta api ekspres di Sumatera Utara. Kereta ini menghubungkan Medan-Tanjung Balai yang berjarak 175 kilometer dan bisa ditempuh dengan tempo 3 jam 45 menit dengan melewati Tebing Tinggi, Kisaran, dan Perlanaan.
Kereta api tersebut ditarik oleh 2 lokomotif disel yang mengangkut 400 orang penumpang.
Sementara, Harian Kompas, 22 April 1969, menyebutkan, untuk membantu perkembangan hubungan kereta api di Sumatera, perusahaan Jepang membantu perluasan hubungan kereta yang akan menghubungkan Palembang di Sumatera Selatan dan Rantau Rapat di Sumatera Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.