JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat terbuka dalam hal komunikasi dengan partai politik koalisi pendukungnya.
"Pak Jokowi itu selalu terbuka dengan semua partai politik. Bahkan dengan PKS saja Pak Jokowi bertemu, apalagi dengan partai kayak Demokrat yang masih belum menentukan sikap. Pasti itu akan sangat terbuka," ujar Baidowi saat dijumpai di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).
"Persoalan bahwa hasil pertemuannya itu tertutup, ya iyalah, masak kesepakatan-kesepakatan politik mau melibatkan banyak orang? Itu tidak mungkin. Tapi kalau Pak Jokowi dianggap tertutup, itu salah besar," lanjut dia.
Baca juga: Beri Sinyal Merapat ke Koalisi Jokowi, Demokrat Dinilai Semakin Realistis
Bahkan, keterbukaan itu juga menjadi prinsip ketika membahas calon wakil presiden Jokowi di pemilihan presiden 2019.
Baidowi mengakui bahwa saat ini memang belum ada pertemuan Jokowi dan seluruh pimpinan partai politik koalisi pendukungnya demi membahas cawapres. Namun, hal itu dinilai bukan menjadi persoalan.
Sebab, PPP berprinsip bahwa penentuan cawapres bukanlah di partai politik, melainkan pada Jokowi sendiri sebagai 'user'.
Baca juga: Jokowi: Nama Cak Imin Sudah di Saku Saya...
"Kalau soal penentuan cawapres, itu kan domain Pak Jokowi sebagai user. Tentu, beliau sudah mengajak bicara parpol secara bilateral. Hari ini, Pak Jokowi ngajak Cak Imin ke Palembang. Apa enggak di sana bicara soal capres cawapres? Kan enggak mungkin. Pasti disinggung-singgung sedikit lah," ujar dia.
"Lalu dengan Gus Romi, beliau beberapa kali diundang ke Istana. Baik di Jakarta atau Bogor. Dengan Bu Mega di Batu Tulis. Dengan Airlangga di tempat berbeda. Dengan Pak Oesman Sapta juga di tempat yang berbeda juga," lanjut Baidowi.
Baca juga: PKS Mengklaim Pernah Digoda untuk Gabung ke Koalisi Jokowi
Apabila pertemuan satu per satu dilaksanakan, Baidowi yakin akan ada pertemuan final yang melibatkan seluruh pimpinan partai politik.
"Ini kan komunikasinya belum selesai ya. Kan baru penjajakan. Setelah itu baru dikumpulkan. Kan begitu polanya. Saya juga yakin tidak akan ada parpol yang membangkang kalau melihat pergerakannya selama ini," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.