Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salut untuk Papua, Partisipasi Pilkada Tertinggi meski Aksi Penembakan Mewarnai

Kompas.com - 13/07/2018, 10:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Papua pada 27 Juni 2018 lalu sempat diwarnai rangkaian aksi penembakan. Aksi tersebut terjadi di sejumlah daerah.

Kompas.com mencatat ada sejumlah aksi penembakan yang terjadi menjelang dan usai penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Nduga. Aksi itu dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Pada Jumat (22/6/2018) lalu, terjadi penembakan terhadap pesawat Dimonim Air asal Timika dengan pilot Capt Kasta Gunawa dan Co-Pilot Irena Nur Fadila yang membawa 17 personil BKO Brimob Pam Pilkada Gubernur Papua.

Baca juga: Persentase Partisipasi Pilkada 2018, Papua Tertinggi, Riau dan Kaltim Terendah

Akibat kejadian tersebut pergelangan kaki kanan Co-pilot terkena serpihan peluru dan pada bagian depan pesawat terkena tembakan.

Kemudian, pada Senin (25/6/2018) pukul 09.50 WIT, penembakan dilakukan oleh KKB di Bandara Keneyam terhadap pesawat Twin Otter Trigana Air PK-YRU rute Wamena-Keneyam, yang membawa 15 orang anggota Brimob BKO Kabupaten Nduga untuk melaksanakan pengamanan Pilkada di Kabupaten Nduga.

Pesawat tersebut juga membawa logistik untuk Pilkada. Akibatnya, Pilkada di daerah tersebut sempat tertunda beberapa hari.

Baca juga: Banyak Penembakan, Polri Terus Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Pun terjadi penembakan terhadap tiga warga sipil yang menjadi korban tewas dan satu orang anak mengalami luka berat.

Lalu, speedboat yang membawa surat suara pencoblosan Pilkada ditembak oleh kelompok bersenjata di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada Rabu (27/6/2016) sekitar pukul 16.00 WIT. Dua anggota kepolisian hilang dan kemudian diketahui gugur.

Pada Jumat (6/7/2018), terjadi penembakan terhadap personil Brimob yang tengah mengamankan Bandara Keneyam.

Baca juga: Penjelasan Polri soal Penembakan Heli di Kabupaten Nduga, Papua

Suasana bentrok antar warga di Kabupaten Yahukimo, Senin (25/6/2018)Dok. Istimewa Suasana bentrok antar warga di Kabupaten Yahukimo, Senin (25/6/2018)

Adapun pada Rabu (11/7/2018) kemarin, terjadi penembakan terhadap helikopter Polri yang dan tak lama kemudian terjadi kontak senjata antara personil Brimob dan KKB.

Terkait pelakunya, Polri menyatakan beberapa rangkaian penembakan tersebut berasal dari kelompok yang sama.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut, kelompok tersebut dipimpin oleh dua orang, serta memiliki senjata laras panjang maupun senjata laras pendek.

Baca juga: Buru Kelompok Kriminal Bersenjata, 100 Brimob Diterjunkan ke Papua

"Kelompoknya sama, perkiraan kita sama. Yang sudah kita identitifikasi mereka ada senjata, mereka ada beberapa senjata lanjang dan pendek," sebut Setyo beberapa waktu lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri Kombes Pol Syahar Diantono mengungkapkan, ada beberapa kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga, salah satunya di pimpin oleh Egianus yang kemarin sempat bergabung dengan kelompok lainnya yang berada di belakang SD Kampung Alguru saat terjadi kontak tembak.

"Hari ini situasi Kabupaten Nduga aman dan kondusif," jelas Syahar dalam keterangan tertulis, Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Cari Anggotanya yang Hilang di Papua, Polri Susuri Sungai hingga Pantai

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga ada kepentingan politik ketika Pesawat Trigana Air jenis Twin Otter yang mengangkut logistik Pilkada dan personil pengamanan ditembak oleh kelompok bersenjata di Papua.

Ketika ia menjadi Kapolda Papua, hal yang sama pernah dilakukan oleh kelompok bersenjata tersebut. Mereka melakukan aksi tersebut untuk mendukung salah satu pasangan calon.

"Kelompok ini bisa juga menjadi kepentingan salah satu calon. Mereka diminta untuk melakukan intimidasi dan mengacaukan pilkada," tutur Tito.

Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin usai Rapat Penetapan DPS dan DPSLN Pemilu 2019 di Jakarta, Sabtu (23/6/2018).KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin usai Rapat Penetapan DPS dan DPSLN Pemilu 2019 di Jakarta, Sabtu (23/6/2018).

Baca juga: Polisi Terbunuh di Papua, Wiranto Tegaskan Akan Tindak Tegas Kelompok Bersenjata

Meskipun dihantui aksi penembakan kelompok bersenjata, tingkat partisipasi pemilih di Papua tergolong tinggi. Malah, Papua mencatatkan diri sebagai provinsi dengan persentase partisipasi tertinggi.

Data tersebut mengacu kepada data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saat menyampaikan laporan pengawasan proses Pilkada Serentak 2018.

"Tertinggi dengan beberapa catatan itu di Papua sebesar 84 persen," ujar Anggota Bawaslu Mochamad Afifuddin pada konferensi pers, Jakarta, Kamis.

Jumlah masyarakat Papua yang menggunakan hak pilih mencapai 2,91 juta pemilih, atau 84 persen dari total jumlah pemilik hak pilih yang mencapai 3,4 juta lebih pemilih.

Kompas TV Aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung bernegosiasi dengan warga sehingga blokade jalan dibuka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com