Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 3 Hari, Polri 4 Kali Tangkap Terduga Teroris

Kompas.com - 11/07/2018, 16:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sepekan terakhir, Polri melakukan penangkapan terduga teroris di berbagai wilayah di Tanah Air. Tercatat, Polri melakukan penangkapan di 4 lokasi berbeda dalam kurun waktu tiga hari.

Kompas.com mencatat, penangkapan terduga teroris terjadi di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu (8/7/2018). Polisi pun menggeledah rumah terduga teroris tersebut yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat keesokan harinya.

"Iya benar, ditangkap di Benhil, kalau tidak salah kemarin ya, tapi digeledah hari ini rumahnya di Kemayoran," kata Kapolsek Kemayoran Kompol Saiful.

Dalam penggeledahan tersebut, polisi mendapati dua orang yang merupakan anak dan istri terduga teroris. Keduanya kemudian diamankan oleh aparat dan rumah pelaku telah diberikan garis polisi.

Baca juga: Dua Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Sukabumi

Kemudian, pada Senin (9/7/2018), Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris di Cimalati, Kelurahan Cicurug, Sukabumi. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengungkapkan, kedua terduga teroris itu merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Jaringan JAD, langsung ditangani Densus (88). Polda dan Polres sifatnya back up saja. Jumlahnya dua orang," sebut Agung.

Saksi bernama Nyai mengungkapkan terduga teroris dibekuk petugas ketika tengah mengendarai sepeda motor bersama istri dan anaknya. Kemudian, terduga teroris itu diamankan aparat.

Setelah itu, pada Selasa (10/7/2018), Densus 88 membekuk dua orang terduga teroris di Kampung Bojong Lio, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Keduanya masing-masing berinisial LM dan MK.

LM diketahui berprofesi sebagai pedagang mi ayam. Adapun MK berprofesi sebagai pekerja serabutan.

Baca juga: Mortir dan Anak Panah Diamankan dari Rumah Terduga Teroris di Kemayoran

Pada hari yang sama, terduga teroris diamankan Densus 88. SR dibekuk di Perumnas Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat.

SR ditangkap ketika tengah berjalan kaki menuju minimarket yang lokasinya tidak jauh dari rumah saudaranya. Diduga SR terlibat jaringan teroris yang akan melakukan penyerangan ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok beberapa waktu lalu.

Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menyatakan, penangkapan-penangkapan yang dilakukan kepolisian terhadap terduga teroris tersebut tidak begitu saja terjadi. Penangkapan tersebut berdasarkan pengembangan kasus yang sudah ada.

"Semua dilakukan berdasarkan pengembangan yang sudah ada, tidak serta-merta," ungkap Syafruddin di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Benhil Seorang Pelatih Satpam

Syafruddin mengatakan, karena dilakukan berdasarkan kepada pengembangan kasus, maka para terduga teroris tersebut berasal dari kelompok yang sama dengan yang sebelumnya.

Syafruddin pun menuturkan, penanganan terorisme bukan hanya menjadi tugas Polri, dalam hal ini Densus 88. Semua elemen keamanan dan masyarakat pun bisa ikut berkontribusi dalam menangani terorisme.

"Semua unsut, elemen keamanan masyarakat (bisa) menangani itu semua," jelas Syafruddin.

Sejumlah terduga teroris yang ditangkap oleh petugas belakangan terakhir dilaporkan berasal dari jaringan yang sama, yakni JAD. Kelompok yang telah berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tersebut bertanggung jawab terhadap aksi-aksi teror yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, termasuk rangkaian aksi teror bom di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com