Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Cawapres Jokowi dan Prabowo, Ini Pertimbangan Demokrat

Kompas.com - 11/07/2018, 15:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat baru akan menentukan calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden 2019 setelah nama calon wakil bagi Joko Widodo dan Prabowo Subianto dirilis secara resmi.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan, langkah itu bukan berarti Demokrat akan membentuk poros ketiga.

"Bukan, bukan kami akan membentuk poros ketiga. Itu (poros ketiga) belum pasti," ujar Syarief saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2018).

Baca juga: SBY: Saat Ini Demokrat Tidak Punya Calon Presiden

Partai Demokrat hanya ingin melihat peta koalisi dukungan secara lebih lugas.

Sebab, partai politik besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut masih menunggu beberapa hal. Antara lain, menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal gugatan presidential threshold jadi 0 persen.

Selain itu, menunggu kadernya, Agus Harimurti Yudhoyono, disambut oleh partai politik lain sebagai calon wakil presiden yang diusung pada Pilpres 2019.

"Kami, kan, punya strategi. Nah, salah satunya itu karena itu semua sudah keputusan partai," lanjut dia.

Baca juga: SBY: Saat Jokowi dan Prabowo Umumkan Cawapres Jadi "Game Changer"

Syarief mengakui, masih ada hal lain yang menjadi pertimbangan mengapa Partai Demokrat memilih menunggu terang peta koalisi Pilpres 2019. Namun, ia menolak membeberkannya.

"Nanti ketahuan ya, enggak mungkinlah saya buka. Yang jelas kemungkinan (untuk berkoalisi dengan kubu Jokowi atau Prabowo) masih ada," ujar dia.

Menurut Syarief, waktu hingga peta koalisi menjadi terang masih cukup lama, yakni sekitar satu bulan lagi. Menurut dia, masih banyak yang mungkin bisa terjadi.

"Pokoknya keputusannya sebelum tanggal 9 Agustus (sehari sebelum penutupan pendaftaran capres dan cawapres oleh KPU)," ujar Syarief.

Baca juga: Ruhut: AHY Mimpi Mau Jadi Presiden, Jadi Menteri Saja Syukur

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya menyatakan, pihaknya belum menentukan siapa capres atau cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2019.

Pihaknya menunggu siapa cawapres yang akan mendampingi Jokowi dan Prabowo.

Ketika Jokowi dan Prabowo sudah memutuskan siapa cawapresnya, itu akan jadi momentum Demokrat membuat keputusan.

SBY mengistilahkan Demokrat sebagai game changer.

"Saya sebagai seorang veteran capres, dua kali menjadi capres. Memang yang akan mengubah keadaan nanti ketika Jokowi dan Prabowo mengumumkan siapa cawapresnya. Itu akan menjadi game changer," kata SBY di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com