JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Presiden Joko Widodo harus memilih calon wakil presiden yang bisa diterima oleh semua kalangan, termasuk partai politik pendukungnya.
Hal ini untuk menghindari adanya perpecahan di internal koalisi pemerintah.
Ia mengatakan, setidaknya ada empat nama yang paling potensial menjadi cawapres Jokowi yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, dan mantan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung.
Baca juga: Posisi Jokowi Dinilai Lebih Rumit dalam Menghadapi Pilpres 2019
Namun diantara nama-nama itu, Yunarto menilai sosok Mahfud Mahfud MD lah yang lebih mudah diterima semua pihak.
“Untuk saat ini, saya menilai baru Pak Mahfud MD yang akseptabilitasnya paling tinggi dibanding figur lain seperti TGB atau Chairul Tanjung,” kata Yunarto saat dihubungi, Selasa (10/7/2018) malam.
Sementara TGB, menurut Yunarto, sulit diterima semua partai pendukung Jokowi karena merupakan kader Partai Demokrat.
Baca juga: Empat Harapan Publik dalam Pilpres 2019
Adapun Chairul Tanjung juga terafiliasi dengan Partai Demokrat karena pernah menjadi menteri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Begitu juga dengan Sri Mulyani.
"Cawapres ideal untuk Jokowi ada di Mahfud MD," kata dia.
Yunarto juga menilai Mahfud MD sebagai figur yang komplet karena berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, Mahfud dinilai bersih dari catatan pelanggaran hukum.
“Gayanya berani dan tegas. Karakternya sama dengan wakil-wakil Pak Jokowi yang berani,” sambung Yunarto.
Baca juga: Jelang Pilpres 2019, Jokowi Ingatkan Pandai-pandai Memilih Pemimpin
Mahfud yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama, kata dia, juga diyakini akan mampu menggalang dukungan dari kaum nahdliyin.
Presiden Jokowi sebelumnya mengaku sudah memutuskan siapa cawapres yang akan mendampingi maju pada pemilihan presiden 2019.
Namun, ia belum bersedia menyebutkan nama tersebut kepada publik.
"(Cawapres) sudah ada, tinggal diumumin," kata Jokowi kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).
Baca juga: Survei LSI: 72,5 Persen Responden Tak Ingin Konflik Pilkada DKI 2017 Terulang di Pilpres
Jokowi tidak menjelaskan cawapres yang dimaksudnya hanya satu atau banyak nama. Jokowi meminta wartawan dan publik bersabar. Pengumuman nama cawapres, kata dia, harus dilakukan pada waktu yang tepat.
Namun, partai politik pendukung pemerintah selain PDI-P mengaku belum pernah diajak bicara siapa cawapres yang dipilih oleh Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.