JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menegaskan, penggunan ayat-ayat Al Quran sebagai alat justifikasi dalam proses demokrasi merupakan hal yang tak terpuji.
Menurut dia, proses demokrasi adalah suatu sarana untuk memperoleh pemimpin yang berkualitas dan juga memiliki kapabilitas.
Hal tersebut dikatakan Ace menanggapi pernyataan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang mengatakan agar tidak mengibaratkan kontestasi politik 2019 sebagai perang.
Baca juga: TGB Dinilai Berkinerja Baik, Bisa Perkuat Dukungan untuk Jokowi
“Saya setuju, saya setuju dengan pernyataan pak TGB. Kenapa? Apalagi beliau mengatakan menggunakan ayat-ayat perang dalam konteks negara Indonesia yang penuh dengan kedamaian ini tentu sangat tidak relevan karena kita ini ya berdemokrasi bukan untuk berperang,” kata Ace
Ace mengatakan, proses demokrasi merupakan momen untuk mencari sosok pemimpin terbaik yang berdasarkan program visi dan misi yang lebih baik.
“Dan harus diniatkan dalam konteks bagaimana kita mencari kebaikan itu yang disebut TGB sebagai fastabiqul khairat berlomba-lomba menuju kebaikan jadi bukan perang,” ujar Ace.
Baca juga: Idrus Marham: Belum Ada Sinyal Golkar Pasangkan Jokowi-TGB
“Demokrasi itu bukan perang, tapi demokrasi cara yang beradab dan cara yang damai untuk bagaiamana kita meraih yang terbaik untuk bangsa ini,” Ace menambahkan.
Sebelumnya, TGB mengingatkan agar siapapun tidak mengunakan ayat ayat Al Quran untuk kepentingan politik yang menyebabkan perpecahan antarumat.
"Saya ingatkan siapa pun, tokoh tokoh kita untuk tidak mengunakan ayat ayat perang, kita tidak sedang berperang," ujar TGB.