KOMPAS.com - Pada 7 Juli 1683, Sultan Sibori yang merupakan Raja Kesultanan Ternate menandatangani perjanjian yang mengakibatkan Ternate menjadi Kerajaan Vasal Kolonial.
Perjanjian itu mengakhiri kedaulatan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan.
Kerajaan Ternate
Sebagai penghasil rempah-rempah, Maluku banyak dilirik oleh pedagang dunia.
Namun, semakin meningkatnya aktivitas perdagangan menjadi ancaman tersendiri.
Kemudian, dibentuklah sebuah kerajaan Ternate yang dipimpin oleh seseorang disebut Momole.
Setelah terbentuk kerajaan, raja tersebut dikenal dengan Kolano.
Kolano daerah Ternate adalah Baab Mashur Malamo yang bertanggung jawab terhadap Ternate. Pertengahan abad 15, Islam menyebar di Ternate.
Gelar untuk pemimpin pun memakai gelar sultan sebagai pemimpin kerajaan.
Kesultanan Ternate akhirnya tumbuh dengan maju dan mampu mengelola rempah-rempahnya dengan baik.
Pada 1512, Portugis datang dan mendirikan pos-pos dagang. Saat itu, Portugis memanfaatkan situasi dengan menjalankan politik adu domba ketika Sultan Bayanullah meninggal.
Salah satu anak Sultan Bayanullah yang mendapat bantuan Portugis terbunuh.
Keperkasaan Portugis lenyap ketika Sultan Baabullah menggempur pos-pos dagangnya pada 1575.
Di bawah kepemimpinan Baabullah, Ternate menguasai 72 pulau dan berada di puncak masa kejayaan.
Belanda datang