Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2018, 10:51 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesan berantai yang beredar di grup percakapan Whatsapp, Jumat (6/7/2018), yang menyebutkan bahwa suhu udara di wilayah Indonesia akan mengalami penurunan drastis akibat fenomena aphelion adalah hoaks atau tidak benar.

Aphelion merupakan istilah astronomi untuk menunjukkan bumi berada di titik terjauh dari matahari yang menyebabkan suhu bumi menjadi lebih dingin dan mencapai titik minimumnya.


Narasi yang beredar

Berikut tangkapan layar pesan berantai yang beredar:

Pesan berantai di grup WA yang menyebutkan bahwa suhu dingin yang terjadi saat ini karena fenomena aphelion adalah hoaks atau tidak benar.Grup WA Pesan berantai di grup WA yang menyebutkan bahwa suhu dingin yang terjadi saat ini karena fenomena aphelion adalah hoaks atau tidak benar.

Informasi yang hampir sama juga diunggah oleh para pengguna Twitter, di antaranya @NenengAngelin. Neneng menuliskan: 

Dalam bidang astronomi, ada sebuah istilah bernama aphelion yang berarti jarak terjauh yang dicapai Bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari. 
Terjadi di tahun 2018 pada Tanggal 6 juli 2018. Puncaknya terjadi malam ini pukul 23:48

Penelusuran Kompas.com 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai hal ini.

Seperti informasi yang diterima Kompas.com, Deputi Bidang Meteorologi, Mulyono R. Prabowo menjelaskan, penurunan suhu pada bulan Juli lebih dominan disebabkan kandungan atmosfer sedikit.

"Sebenarnya fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia. Padahal pada faktanya, penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT kandungan uap di atmosfer cukup sedikit," kata Mulyono.

Hal tersebut terlihat dari tutupan awan yang tidak signifian selama beberapa hari terakhir.

Uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas.

Rendahnya kandungan uap air ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa saat malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmoster lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Sifat dari massa udara yang berada di Australia tersebut dingin dan kering, serta adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia ke Indonesia semakin signifikan sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di beberapa wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur.

Selengkapnya, baca penelusuran Kompas.com berikut ini:
Penjelasan BMKG soal Cuaca Dingin di Indonesia, Termasuk Embun Es di Dieng

Benarkah Aphelion Terkait dengan Suhu Dingin di Indonesia?

Kompas TV Hidup di dataran tinggi dengan suhu dingin, berdampak pada ciri fisik penduduk setempat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rundown Debat Capres Besok, Ada 4 Segmen untuk Saling Menanggapi

Rundown Debat Capres Besok, Ada 4 Segmen untuk Saling Menanggapi

Nasional
Rafael Alun Dihukum Bayar Uang Pengganti 18,9 Miliar

Rafael Alun Dihukum Bayar Uang Pengganti 18,9 Miliar

Nasional
Bekerja untuk Berkarya

Bekerja untuk Berkarya

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Nobar Debat Capres Bareng Tukang Bakso di Kemang Village Besok

TKN Prabowo-Gibran Nobar Debat Capres Bareng Tukang Bakso di Kemang Village Besok

Nasional
Respons Survei Litbang Kompas, Kubu Ganjar: Target Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Masih Jauh

Respons Survei Litbang Kompas, Kubu Ganjar: Target Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Masih Jauh

Nasional
Rafael Alun Dituntut 14 Tahun Penjara

Rafael Alun Dituntut 14 Tahun Penjara

Nasional
Soal Persiapan Debat Capres, Jubir Anies-Muhaimin: Keduanya Sudah Punya Pengalaman

Soal Persiapan Debat Capres, Jubir Anies-Muhaimin: Keduanya Sudah Punya Pengalaman

Nasional
Eks PPK Balai Teknik Perkeretaapian Bandung Divonis 4,5 Tahun Penjara

Eks PPK Balai Teknik Perkeretaapian Bandung Divonis 4,5 Tahun Penjara

Nasional
KY Terjunkan Tim, Pantau Praperadilan Firli Bahuri dan Eks Wamenkumham di PN Jaksel

KY Terjunkan Tim, Pantau Praperadilan Firli Bahuri dan Eks Wamenkumham di PN Jaksel

Nasional
Survei Median: Elektabilitas PDI-P Tinggi di Jawa, Gerindra di Luar Jawa

Survei Median: Elektabilitas PDI-P Tinggi di Jawa, Gerindra di Luar Jawa

Nasional
Yakin Ganjar-Mahfud Tampil Maksimal saat Debat, TPN: Kami Sudah Siapkan Narasi Utama

Yakin Ganjar-Mahfud Tampil Maksimal saat Debat, TPN: Kami Sudah Siapkan Narasi Utama

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Kumpulkan Aktivis dan Korban Penculikan 98 Jelang Debat soal HAM

TKN Prabowo-Gibran Kumpulkan Aktivis dan Korban Penculikan 98 Jelang Debat soal HAM

Nasional
Singgung Pungli Penerimaan Anggota TNI-Polri, Sekjen PDI-P: Prof Mahfud Akan Bereskan Itu

Singgung Pungli Penerimaan Anggota TNI-Polri, Sekjen PDI-P: Prof Mahfud Akan Bereskan Itu

Nasional
Stasiun Pompa Ancol-Sentiong Diresmikan, Jokowi Berharap Bisa Kurangi 62 Persen Banjir Jakarta

Stasiun Pompa Ancol-Sentiong Diresmikan, Jokowi Berharap Bisa Kurangi 62 Persen Banjir Jakarta

Nasional
Surati KY, ICW Minta Sidang Praperadilan Firli Bahuri dan Eddy Hiariej Diawasi

Surati KY, ICW Minta Sidang Praperadilan Firli Bahuri dan Eddy Hiariej Diawasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com