TANGERANG, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut bom yang meledak di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur bukan termasuk aksi serangan teror.
Sebab, bom tersebut kata dia, meledak dengan sendirinya saat dipakai bemain oleh anak terduga pemilik bom.
"Meledaknya bom ini karena sedang dimain-mainkan oleh anaknya. Anaknya masih kecil, balita," kata Tito di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Jumat (5/7/2018).
Tito menduga bom tersebut dianggap bola oleh anak terduga pemilik bom. Sehingga, bom itu kemudian dipakai mainan dan akhirnya meledak.
Baca juga: Ayah Korban Ledakan Bom Pasuruan Memilih Melarikan Diri Ketimbang Urus Anaknya
"Main-main dipakai anak, dipikir bola atau apa, meledak, anak jadi korban," ucap Tito.
Akibat ledakan bom tersebut, anak dari terduga pemilik bom mengalami luka-luka. Saat ini anak balita itu sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Anaknya masuk rumah sakit, bapaknya enggak tanggung jawab, pengecut lari. Harusnya tanggung jawab kepada anaknya," kata Tito.
Baca juga: Anak Kecil Korban Ledakan di Bangil Pasuruan Dirujuk ke RS Bhayangkara
"Jadi ini peristiwa bom meledak sendiri, bukan serangan teror. Jenis bomnya jangan dibesar-besarkan, ini low eksplosif seperti bahan mercon yang sering digunakan untuk bom ikan," kata dia.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera menegaskan ledakan yang terjadi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Pepaya RT 007/RW 001 Pogar Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7/2018), berasal dari bom.
Akibat ledakan tersebut, satu anak berusia 6 tahun yang diduga anak dari pemilik bom itu terluka dan sudah dirawat di rumah sakit.