Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Tolak Tawaran Demokrat Duet Bareng AHY di Pilpres 2019

Kompas.com - 04/07/2018, 18:53 WIB
Moh Nadlir,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengungkapkan, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sudah menolak wacana Partai Demokrat untuk berkoalisi menghadapi Pemilu Presiden 2019.

Demokrat ingin JK maju Pilpres 2019 didampingi Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

"Dia (Kalla) sudah tolak, dia (Kalla) enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat, dia (Kalla) tidak bisa lagi. Pak JK sudah kasih tahu langsung," kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: Elite Demokrat Pamer Gambar JK-AHY

Sofjan menegaskan, Kalla akan tetap memegang teguh keputusannya untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga setelah pensiun sebagai wapres nantinya.

Kalla, kata dia, pasti akan membantu Jokowi menghadapi Pilpres mendatang. Hal itu sudah disampaikan Kalla kepada wartawan.

"Ia (Kalla) mau pensiun, pasti bantu pak Jokowi, jadi apapun (wacana) dia tidak peduli," Sofjan.

Demokrat mewacanakan duet JK-AHY. Demokrat ingin membentuk poros ketiga dalam Pilpres 2019.

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari, misalnya, memamerkan gambar tersebut lewat status WhatsApp Mesengger dengan keterangan: JK-AHY will coming soon. Tak hanya Imelda, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief juga memamerkan gambar tersebut di akun Twitternya, @andiarief_. Dia me-retweet kicauan simpatisan Demokrat yang mengunggah gambar JK-AHY. Baca juga: Kalla: Saya Ingin Istirahat dari Dunia Politik Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari memamerkan gambar Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono lewat status WhatsApp Mesengger dengan keterangan: JK-AHY will coming soon. Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari memamerkan gambar Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono lewat status WhatsApp Mesengger dengan keterangan: JK-AHY will coming soon.(Istimewa) Imelda mengatakan, Partai Demokrat sudah mengadakan poling internal. Hasilnya, 90 persen kader menginginkan adanya Koalisi Alternatif di luar koalisi Presiden Joko Widodo dan kelompok oposisi. "Salah satu nama yang kami anggap kapabel, baik secara elektabilitas dan pengalaman salah satunya kepemimpinan Pak JK yang pernah bersama sama Pak SBY juga," ujar Imelda saat dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Elite Demokrat Pamer Gambar JK-AHY", https://nasional.kompas.com/read/2018/07/02/16580921/elite-demokrat-pamer-gambar-jk-ahy.
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Sandro Gatra

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Imelda Sari sebelumnya mengatakan, Demokrat sudah mengadakan poling internal terkait Pilpres 2019.

Baca juga: Ketua DPP Partai Demokrat: 90 Persen Pengurus Inti Memilih JK-AHY

Hasilnya, 90 persen kader menginginkan adanya Koalisi Alternatif di luar koalisi Presiden Joko Widodo dan kelompok oposisi.

"Salah satu nama yang kami anggap kapabel, baik secara elektabilitas dan pengalaman salah satunya kepemimpinan Pak JK yang pernah bersama sama Pak SBY juga," ujar Imelda saat dikonfirmasi, Senin (2/7/2018).

Baca juga: Senyum SBY untuk Duet JK-AHY

Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama.

Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu.

Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019.

Menurut dia, SBY tersenyum begitu mendengar sebagian besar pengurus partainya setuju menduetkan JK-AHY.

"Bapak sih senyum-senyum saja, karena dia tahu para kader begitu antusias dengan polling ini. Bapak senyum- senyum saja," ujar dia.

Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama. Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu. Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua DPP Partai Demokrat: 90 Persen Pengurus Inti Memilih JK-AHY", https://nasional.kompas.com/read/2018/07/03/17430891/ketua-dpp-partai-demokrat-90-persen-pengurus-inti-memilih-jk-ahy.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Krisiandi

Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama. Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu. Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua DPP Partai Demokrat: 90 Persen Pengurus Inti Memilih JK-AHY", https://nasional.kompas.com/read/2018/07/03/17430891/ketua-dpp-partai-demokrat-90-persen-pengurus-inti-memilih-jk-ahy.
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Kri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com