JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana Partai Demokrat untuk mengusung Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono di pemilihan presiden 2019, bersumber dari suara pengurus partai itu sendiri.
Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, sehari setelah pemungutan suara Pilkada 27 Juni 2018, ada tim yang menggelar jajak pendapat di antara para pengurus partai.
Lewat jajak pendapat itu, tim ingin mengetahui apakah pengurus partai lebih menginginkan Pilpres diikuti oleh dua pasangan calon saja atau ada pasangan calon alternatif.
Baca juga: Wacana JK-AHY dan Harapan Akan Poros Ketiga...
"Dari situ, hampir 90 persen pengurus inti menyatakan, memilih tiga poros. Jika memang ada tiga koalisi, maka calon yang ketiga, koalisi alternatif, mereka memilihnya JK-AHY," ujar Imelda dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama. Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu.
Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019.
"Lagipula, Pak JK sosok yang pernah bersama-sama Pak SBY, mengatasi konflik 2003 dan 2004 kemudian bersama- sama merekonsiliasi Aceh, lalu Pak JK saat ini juga membantu Presiden Jokowi. Jadi saya kira Pak JK ini sangat multitalenta. Mas Agus juga sama, pengetahuannya di militer baik, di administrasi juga, kemudian mendukung ekonomi kreatif anak muda," papar Imelda.
Baca juga: Elite Demokrat Pamer Gambar JK-AHY
Meski demikian, imelda mengakui, wacana ini belum menjadi keputusan majelis tinggi Partai Demokrat.
Rapat majelis tinggi partai baru akan dilaksanakan menjelang dimulainya rangkaian pembukaan pendaftaran pasangan capres cawapres oleh KPU, awal Agustus 2018.
Soal apakah majelis tinggi partai akan mewujudkan wacana itu, Imelda menyebut, "nanti tunggu tanggal mainnya saja."