Pasangan calon yang menang ataupun kalah haruslah memiliki kedewasaan dalam bersikap. Meski tetap pada kenyataannya hal itu akan sangat sulit direalisasikan. Bahkan seringkali kita menemukan pertikaian antarpendukung pasangan calon. Hal ini jelas bukan merupakan cerminan demokrasi beradab.
Sebagai insan yang demokratis, sudah selayaknya bagi pasangan calon yang menang untuk mensyukuri segala nikmat yang sudah didapatkan di Pilkada 2018. Ini adalah karunia Ilahi yang tak semua orang bisa dapatkan.
Ikhtiar maksimal yang dilakukan selama tahapan kampanye untuk meyakinkan kepada pemilih, ternyata membuahkan hasil. Kesempatan menjadi pemimpin daerah tentu tak boleh disia-siakan.
Kerahkan seluruh daya upaya untuk memajukan daerah dan menyejahterakan rakyat. Realisasikan visi misi yang sudah diusung secara bertahap untuk membuktikan kepada rakyat, bahwa yang menjadi kententuan pilihannya tidaklah salah.
Begitupun bagi pasangan calon yang belum diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin daerah. Tetaplah legowo dan mengambil hikmahnya. Ini merupakan keputusan terbaik yang diberikan Tuhan seraya melakukan intropkesi dan evaluasi. Apakah model design kampanye untuk meyakinkan pemilih mungkin belum bisa menarik perhatian publik atau karena memang visi misi yang diusung belum menjadi kebutuhan rakyat.
Yang jelas, ketika paslon belum beruntung untuk memenangkan kompetisi, maka janganlah berkecil hati. Masih ada kesempatan di periode berikutnya. Jika masih memiliki niat untuk mencalonkan, mulai dari saat ini hendaknya berbenah diri.
Lakukan hal-hal yang positif dan membantu pasangan calon terpilih dalam mewujudkan visi misinya. Jadilah pemberi solusi atas segala permasalahan yang dihadapi oleh rakyat. Dengan melakukan hal seperti itu, akhirnya sudah bisa meraih simpati rakyat.
Rakyat tetap mengawal
Potret demokrasi yang berlangsung saat ini, tentu akan sangat mewarnai proses jalannya tahapan pileg Pemilu 2019. Namun, bagaimanapun kondisinya rakyat tetap menjadi pengawal demokrasi yang beradab. Rakyatlah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam demokrasi. Keterpilihan kualitas pemimpin dalam suatu bangsa, akan sangat bergantung kepada rakyat sebagai pemilih.
Menjadi pemimpin daerah yang baik bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tangtangan besar yang harus dihadapi. Dan tantangan terbesar itu ada pada jabatan itu sendiri. Ketika sudah terpilih menjadi pemimpin, tak jarang kita temukan pemimpin tersebut haus terhadap kekuasaan. Segala hal bisa saja dilakukan untuk mengeruk keuntungan demi kepentingan pribadi.
Kemungkinan tidak terealisasinya janji-janji pasangan calon kepala daerah terpilih bisa saja terjadi. Disinilah tugas rakyat untuk melakukan pengawasan melekat pada pasangan calon kepala daerah yang akan dilantik nanti.
Kawal seluruh program yang sudah diusung pada masa tahapan kampanye. Jangan beri celah kepala daerah yang terpilih untuk melakukan korupsi. Kritisi seluruh kebijakan dan kinerja yang dilakukan, terlebih jika itu bisa menyengsarakan rakyat.
Pembenahan penyelenggara pemilu
Kita tahu bahwa penyelenggara pemilu memiliki kontribusi besar dalam mewujudkan demokrasi yang beradab.
Kinerja penyelenggara pemilu untuk menjalankan seluruh tahapan dalam pelaksanaan pilkada memang tak ada yang sempurna.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.