Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Denny JA soal Lonjakan Suara Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman-Ida

Kompas.com - 02/07/2018, 08:30 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Dalam survei terakhir itu, dukungan untuk Sudrajat-Syaikhu masih sekitar 8,2 persen. Enam hari kemudian, setelah publikasi survei, hasil hitung cepat menunjukkan suara Sudrajat-Syaikhu melonjak ke angka 28-29 persen.

"LSI Denny JA menyimpulkan, dalam mobilisasi seminggu terakhir, Asyik berhasil mengambil 20 persen dukungan dari 39 persen suara mengambang," kata dia.

Hal tidak jauh berbeda juga terjadi di Jawa Tengah. Sebanyak 33 persen suara masih mengambang saat survei terakhir dilakukan.

Enam hari setelah publikasi, Sudirman-Ida mendapat dukungan 41-42 persen warga Jateng berdasarkan hasil hitung cepat. Ada lonjakan sebesar 28-29 persen.

"LSI Denny JA menyimpulkan, mobilisasi seminggu terakhir dari Sudirman-Ida berhasil membujuk 28-29 persen dari 33 suara pemilih yang masih mengambang. Gerakan seminggu terakhir ini sangat efektif," kata dia.

Denny mengatakan, lonjakan suara Ahmad Syaikhu dan Sudirman-Ida ini sebenarnya tidak meleset terlalu jauh dari berbagai survei terakhir yang dilakukan.

Meski suara kedua pasangan meningkat, mereka nyatanya tidak berhasil memenangkan pilkada.

Di Jabar, Sudrajat-Syaikhu harus mengakui keunggulan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Sementara di Jawa Tengah, suara Sudirman-Ida juga masih kalah dari petahana Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Taj Yasin.

Denny membandingkan dengan Pilpres Amerika Serikat 2016 lalu.

Menurut Denny, saat hari pemungutan suara, koran paling besar, berpengaruh, dan kredibel New York Times menampilkan berita prediksi hasil pemilu di mana Hillary terpilih menjadi presiden dengan suara 85 persen. Sementara kemungkinan Trump yang menjadi presiden hanya 15 persen.

Namun, publik Amerika tercengang dengan hasil sebaliknya yang justru menempatkan Trump di Gedung Putih.

Baca juga: PKS: #2019GantiPresiden Sukses Dongkrak Suara Sudrajat-Syaikhu

#2019GantiPresiden

Berkaca dari hasil Pilpres di Amerika Serikat itu, Denny menilai harusnya lonjakan suara Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman-Ida adalah suatu yang wajar.

Namun, ia heran kenapa lonjakan ini dimobilisasi sedemikian rupa oleh pendukung kedua pasangan calon.

Denny JA pun menyoroti adanya kesamaan karakter antara pasangan Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman-Ida. Kedua pasangan tersebut sama-sama diusung oleh parpol oposisi dan tidak akan mendukung Presiden Joko Widodo sebagai petahana di pemilu presiden 2019.

"Dua kandidat, Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida di Jateng sangat tegas posisinya. Jika menang, mereka mengusung #2019GantiPresiden," kata Denny.

Baca juga: Sinyal Pilkada 2018 untuk Jokowi dan Pemilu 2019

Menurut Denny, sikap kedua pasangan ini membuat pilkada di Jabar dan Jateng terasa seperti pilpres. Akhirnya, lonjakan suara kedua pasangan ini yang tidak terpantau lembaga survei menjadi kontroversi dan perbincangan di publik.

"Pilkada memang sudah selesai. Namun, aura Pilpres 2019 semakin terasa," kata Denny.

"Melihat begitu panasnya perlawan di Jabar dan Jateng atas hasil quick count, juga mungkin atas hasil real count KPUD nanti, bersiaplah untuk pertarungan Pilpres 2019 yang akan sengit," tuturnya.

Kompas TV KPU pusat menyatakan tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada serentak tahun ini naik dibanding tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com