Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Pilkada Jabar 2018 dan Peluang Koalisi di Pilpres 2019

Kompas.com - 29/06/2018, 16:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ADA dua fenomena menarik saat mencermati hasil hitung cermat Pilkada Jabar 2018. Pertama, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menempati peringkat pertama hasil hitung cepat, tetapi selisihnya sangat tipis dengan urutan setelahnya.

Kedua, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu ("Asyik") secara mengejutkan melewati Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang lebih diunggulkan, dan perolehan suaranya meningkat pesat dibandingkan dengan berbagai hasil survei jelang hari pemungutan suara.

Bagaimana kita membaca dan mencermati fenomena ini, dan apa pengaruhnya terhadap kontestasi Pilpres 2019?

(Belum) angin segar untuk Jokowi

Keunggulan sementara RK berdasarkan hasil hitung cepat ini, bagi sebagian pihak memberikan angin segar untuk Jokowi.

Ini karena, pertama, keempat partai pengusung Ridwan Kamil-Uu merupakan partai pendukung utama pemerintahan Jokowi.

PPP, Nasdem, dan Hanura pun sudah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi untuk maju kembali sebagai calon presiden di Pemilu 2019.

Muhaimin Iskandar atay Cak Imin selaku Ketua Umum PKB, meskipun belum mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden dari PKB, sudah menyatakan kesiapannya selaku cawapres dan dalam beberapa kesempatan secara lugas menyampaikan harapan agar Jokowi meminangnya sebagai cawapres.

Keberhasilan RK yang diusung empat partai pendukung pemerintahan Jokowi ini sedikit banyak menunjukkan kinerja keempat mesin partai tersebut cukup efektif di Jawa Barat.

Hal ini tentu modal berharga bagi Jokowi untuk meraup suara lebih besar lagi di provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia ini.

Tentunya masih segar dalam ingatan kita, Jokowi kalah cukup telak dari Prabowo di Jawa Barat dalam Pilpres 2014.

Sampai dengan saat ini, meskipun berbagai survei sudah menunjukkan peningkatan elektabilitas Jokowi di Jabar, namun angkanya masih belum di zona aman.

Kedua, jika memang RK terpilih sebagai gubernur, moral para kader partai pengusungnya bakal meningkat pesat.

Pasangan nomor urut 1 Pilkada Jabar, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul saat melakukan selebrasi usai dinyatakan menang dalam hasil penghitungan cepat versi sejumlah lembaga survei di Hotel Papandayan, Bandung, Rabu (27/6/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Pasangan nomor urut 1 Pilkada Jabar, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul saat melakukan selebrasi usai dinyatakan menang dalam hasil penghitungan cepat versi sejumlah lembaga survei di Hotel Papandayan, Bandung, Rabu (27/6/2018).

Ada kebanggaan bagi kader keempat partai pengusung RK-Uu di Jawa Barat, mengingat mereka merasa RK adalah gubernur yang berasal dari koalisi partai mereka. Apalagi bagi kader PPP, karena wakil RK adalah Uu Rhuzanul Ulum, kader mereka sendiri.

Ini tentunya sedikit banyak meningkatkan semangat bertarung kader keempat partai pengusung RK-Uu dalam memenangkan Jokowi di pilpres 2019.

Ketiga, setiap sentimen positif terhadap RK, ke depannya bisa dieksploitasi untuk memperkuat kredibilitas Jokowi di mata warga Jabar.

Seperti yang kita ketahui, RK tidak cukup dekat dengan kompetitor terbesar Jokowi di 2019, Prabowo, dan juga Demokrat. Dan, tentu saja karena empat partai pengusung RK merupakan partai-partai pendukung Jokowi, merupakan suatu langkah politik yang logis dan rasional bagi RK untuk lebih dekat dengan Jokowi.

Jokowi pun bisa menggunakan RK dan poros empat partai pendukungnya, buat memperlebar rentang pengaruh Jokowi di Jabar. Tidak hanya mengandalkan kekuatan PDIP dan Golkar.

Hanya saja, ada data lain yang perlu dicermati. Keunggulan paslon RK-Uu terhadap paslon Sudrajat-Syaikhu sangatlah tipis. Bahkan, suara yang diperoleh RK-Uu, menurun drastis dibandingkan hasil berbagai survei jelang pemungutan suara.

Tentunya ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa kuatnya faktor personal RK dan seberapa solid sebenarnya partai-partai pengusung RK ini, mengingat mereka tidak mampu membendung penurunan suara tersebut saat RK-Uu "diserang" jelang pemungutan suara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com