Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Prediksi Koalisi Jokowi Pecah karena Pilkada

Kompas.com - 27/06/2018, 15:14 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai koalisi partai politik pendukung Presiden Joko Widodo bisa terpecah karena Pilkada 2018.

Menurut dia, tanda-tanda perpecahan ini sudah mulai terlihat dari sikap PDI-P dan Partai Golkar yang saling mengklaim dukungan dari Jokowi.

Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah mengklaim secara pribadi, Jokowi mendukung Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jawa Timur.

Baca juga: Golkar Bantah Airlangga Adu Domba Jokowi-Megawati

Sementara Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa Jokowi mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

"Ini, kan, menjadi polemik dan polemik ini berbahaya bagi koalisi Jokowi," kata Ferdinand kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (27/6/2018).

Ferdinand menyarankan Presiden Jokowi untuk mengklarifikasi langsung informasi terkait dukungannya di Pilgub Jatim. Dengan begitu, tak akan ada saling klaim dari parpol pendukungnya.

"Apakah justru (Jokowi) main dua kaki? Nah ini jadi pertanyaan kita," kata Ferdinand.

Baca juga: Dianggap Adu Domba Jokowi-Megawati di Pilkada Jatim, Ini Jawaban Ketum Golkar

Jika memang Jokowi bermain dua kaki, maka Ferdinand menilai hal tersebut akan sangat berbahaya bagi keutuhan koalisi Jokowi.

Apalagi, PDI-P dan Golkar adalah dua parpol pendukung dengan jumlah kursi paling besar.

"Justru saat beliau ke kiri menyatakan mendukung, ke kanan menyatakan mendukung, justru itu merusak koalisinya. Kalau perkelahian opini semakin tajam, bisa bubar grak itu," kata dia.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengklarifikasi pernyataan yang disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait dukungan Presiden Joko Widodo di Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Baca juga: PDI-P Minta Ketum Golkar Tak Adu Domba Jokowi dan Megawati

"Saya bertiga dengan Presiden dan Mensesneg, ingin mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh salah satu ketua umum partai, di mana Presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, menugaskan kepada Ketum Golkar untuk memenangkan Ibu Khofifah. Itu sama sekali tidak benar," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/6/2018).

Pramono menegaskan, tidak pernah ada penugasan oleh Presiden kepada siapa pun untuk memenangkan calon tertentu dalam pilkada. Sebab, Presiden harus bersikap netral.

"Presiden harus netral walaupun secara pribadi tentunya presiden mempunyai kedekatan dengan keluarga Bung Karno, itu adalah kedekatan pribadi," kata Pramono.

Baca juga: Seskab: Tak Benar Presiden Perintahkan Ketum Golkar Menangkan Khofifah

"Dan pertemuan Presiden, misal dengan Mbak Puti, Pak Djarot, dan Pak Ganjar, itu sebagai kapasitas Presiden pribadi," tambah politisi PDI-P ini.

 

Halaman:


Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com