JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta TNI-Polri bersikap netral dan tidak membela salah satu pihak dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Hal itu ia ungkapkan dalam merespons dugaan ketidaknetralan Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri, dalam kontestasi Pilkada.
"Saya berharap sahabat-sahabat saya, adik-adik saya yang masih aktif di jajaran TNI-Polri. Saya mohon bahwa saudara-saudara adalah bhayangkari negara, milik seluruh rakyat Indonesia," ujar Prabowo saat memberikan pernyataan seusai bertemu Ketua MPR Zulkifli Hasan, di rumah dinas Ketua MPR, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).
Baca juga: Prabowo dan Zulkifli Hasan Bertemu, Bahas Kemungkinan Koalisi di Pilpres 2019
"Janganlah lembaga yang begitu penting, institusi yang begitu menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara, janganlah menjadi hanya membela salah satu pihak," ucapnya.
Prabowo menuturkan, Pilkada maupun Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) adalah momen yang paling penting dari sistem demokrasi.
Dengan adanya sistem demokrasi, suatu pemerintahan mendapat mandat dari rakyat untuk memimpin secara sah secara hukum.
Baca juga: 5 Faktor yang Buat JK Yakin Pilkada Serentak akan Berjalan Aman...
Mantan Komandan Kopassus itu pun menegaskan bahwa segala bentuk kecurangan dalam pemilu akan menghasilkan pemerintah yang tidak sah dan tak berwibawa.
"Itu mengakibatkan tidak adanya legitimasi, tidak legitimate. Artinya pemerintah atau yang memerintah akhirnya tidak berwibawa, tidak punya wibawa. Akibatnya keputusan-keputusan pemimpin, kebijakan-kebijakannya tidak akan bisa dijalankan," kata Prabowo.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan ketidaknetralan aparatur negara, yaitu Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri, dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia.
Baca juga: Di Mabes Polri, Wiranto Tekankan Netralitas Polisi, TNI, dan ASN pada Pilkada
"Yang saya sampaikan bukan isapan jempol apalagi mendramatisir. Ini yang saya sampaikan cerita tentang oknum. Ini nyata kejadiannya, bukan hoax," ucap SBY, saat konferensi pers kampanye akbar pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, di Hotel Santika, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/6/2018).
Pernyataan mantan presiden ke-6 Indonesia itu disampaikan berdasarkan kejadian sesungguhnya yang ia ketahui.
SBY menyebutkan, selama dua periode memimpin negara ini, dirinya sangat mengenal soal ketiga lembaga yang dimaksud.
Baca juga: Fahri Hamzah Sarankan Jokowi Jawab Tudingan SBY soal Netralitas Aparat di Pilkada
Dia menyinyalir adanya oknum aparat TNI, Polri, dan BIN, yang ikut berpolitik dan ingin mengagalkan calon-calon yang diusung oleh Demokrat.
Ia menyampaikan itu dengan maksud agar TNI, Polri, dan BIN, dapat menjaga kenetralannya dalam kontestasi politik di negeri ini.
"Kenapa ini saya sampaikan, agar BIN, TNI, Polri, netral. Ini nyata sekali kejadiannya. Kalau pernyataan saya ini membuat intelejen dan kepolisian tidak nyaman, dan mau menciduk saya, silakan," sebutnya.