Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INFOGRAFIK Serial Presiden: Megawati Soekarnoputri

Kompas.com - 25/06/2018, 11:18 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Megawati Soekarnoputri mencetak sejarah sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.

Saat ini, ia juga satu-satunya perempuan yang menjadi ketua umum partai. Megawati menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan untuk beberapa periode kepemompinan.

Meski PDI Perjuangan meraih suara tertinggi pada Pemilu 1999, Mega tak otomatis menjadi presiden. Saat itu, Abdurrahman Wahid dipilih MPR sebagai presiden, dan Megawati sebagai wakilnya.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: Soekarno

Pada dinamikanya, Gus Dur turun dari tampuk kepemimpinan dan digantikan Megawati pada 23 Juli 2001.

Awal karier

Megawati Soekarnoputri merupakan anak kedua dari Presiden Soekarno dengan Fatmawati.

Ia lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRIKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Pendidikan SD hingga SMA ditempuhnya di Jakarta. Selanjutnya, Mega melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Padjajaran dan aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Melalui organisasi ini, jiwa kepemimpinan Megawati semakin terasah.

Pada 1986, berbekal pengalaman berorganisasi saat kuliah, mengantarkannya terjun ke dunia politik.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: Soeharto

Megawati mewarisi jiwa politik Soekarno. Ia menjadi wakil ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Jakarta Pusat.

Karier politiknya semakin cemerlang saat Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada 1993.

Megawati terpilih menjadi ketua umum. Namun, ada pihak yang tidak menyetujui kongres ini. Kongres PDI di Medan memilih Soerjadi sebagai ketua umum.

Konflik Internal PDI antara Megawati dan Soerjadi memanas hingga PDI terpecah menjadi 2 kubu.

Akhirnya, pada Pemilu 1999, PDI kubu Megawati menggunakan nama PDI Perjuangan dan mendapatkan perolehan suara tertinggi.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: BJ Habibie

Saat voting pemilihan presiden, Megawati kalah tipis dari Gus Dur, dan mendapatkan posisi sebagai wakil presiden.

Memimpin Indonesia

Kemelut yang terjadi pada masa kepemimpinan Gus Dur membuat beberapa kalangan gusar.

Dalam sidang istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati naik menjadi presiden, menggantikan Gus Dur.

Megawati membentuk Kabinet Gotong Royong pada 10 Agustus 2001.

Baca juga: INFOGRAFIK Serial Presiden: Abdurrahman Wahid

Beberapa kalangan mengapresiasi kabinet bentukan Megawati karena 26 dari 32 posisi menteri dan setingkat menteri dijabat oleh para profesional yang menguasai bidang tugas masing-masing.

Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga didirikan di era kepemimpinan Megawati. 

Akhir kepemimpinan

Pada 2004, Megawati mengikuti Pemilihan Presiden. Saat itu, Mega yang berpasangan dengan Hamzah Haz harus mengakui keunggulan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

Demikian pula pada Pemilihan Presiden 2009, saat berpasangan dengan Prabowo Subianto. Mega lagi-lagi harus mengakui kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono yang menang untuk kedua kalinya. Kali ini, SBY berpasangan dengan Boediono.

Mega kini menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan setelah terpilih kembali dalam Rakernas PDI Perjuangan pada 2015.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

PERJALANAN KARIER:

Pemerintahan:
- Wakil Presiden RI ( 1999 - 2001 )
- Presiden RI ( 2001 - 2004 )
Legislatif :
- DPR dari PDI (Partai Demokrasi Indonesia) ( 1987 - 1992 )
- DPR dari PDI (Partai Demokrasi Indonesia) ( 1992 - 1997 )
- DPR dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) ( 1999 - 2004 ) Keterangan : Nonaktif pada 1999 ketika terpilih sebagai Wakil Presiden RI

Kegiatan lain:
- Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ( 1965 )
- Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
- Aktif di kegiatan-kegiatan Sosial, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup
- Ketua Umum DPP PDI, hasil Munas 22 Desember 1993 ( 1993 - 1998 )
- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Hasil Kongres PDIP, Sanur, Bali, 8-10 Oktober 1998 ( 1998 - 2000 )
- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, hasil Kongres I PDI-P, Semarang, April 2000 (2000 - 2005)
- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, hasil Kongres II PDIP, Denpasar, Bali, 28 Maret-1 April 2005 ( 2005 - 2010 )
- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Hasil Kongres III PDIP, Sanur, Bali, 6-8 April 2010 ( 2010 - 2015 )

Karya:
- Makalah/laporan : Beberapa pokok-pokok pikiran sebagai bahan ceramah di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD), Sekolah Staf dan Komando (SESKO) ABRI, Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANNAS), serta lembaga lainnya nasional ( 1994 )

Publikasi:
- Buku : Bendera Sudah Saya Kibarkan Penerbit : Pustaka Sinar Harapan ( 1993 )
- Buku : Gerak dan Langkah: Megawati Soekarnoputri, editor Panda Nababan ( 1999 )

Penghargaan:
- Priyadarshni Award dari lembaga Pryadarshini Academy, Mumbai, India ( 1998 )
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang ( 2001 )
- Children's Champion Award dari Children's Hunger Fund Foundation, Los Angeles, California, Amerika Serikat (2006) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com