Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panjang Usia yang Membawa Masalah

Kompas.com - 23/06/2018, 16:40 WIB
Nufransa Wira Sakti,
Laksono Hari Wiwoho

Tim Redaksi

DALAM edisi awal Juni 2018, majalah The Economist menulis tentang pariwisata di Jepang. Sebagai upaya meningkatkan pendapatan negara, Jepang berusaha keras menambah jumlah wisatawan yang masuk ke negeri matahari terbit tersebut.

Upaya itu berhasil menambah jumlah wisatawan sehingga meningkat drastis sejak dicanangkan pada 2013. Namun, sejak tahun ini ada kendala cukup serius yang disebabkan makin banyaknya penduduk usia tua.

Sebagaimana diketahui, populasi Jepang didominasi oleh penduduk usia tua, rata-rata di atas 65 tahun. Berdasarkan data pencatatan sipil Jepang per 1 Januari 2017, populasi penduduk Jepang tercatat sebanyak 123,58 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, penduduk berusia di atas 65 tahun mendominasi total populasi dengan jumlah 27,2 persen.

Jumlah populasi ini terus menurun karena jumlah kematian lebih besar dari jumlah kelahiran. Sebagai contoh, pada 2016 tercatat 1,30 juta jiwa meninggal dunia, sementara yang lahir hanya 981.200-an jiwa.

Dengan banyak penduduk usia tua, pemerintah Jepang merasa kesulitan mencari tenaga pendukung pariwisata, seperti pengemudi bus dan taksi, tenaga kebersihan atau room boy hotel.

Beberapa rute bus wisata harus dikurangi karena kekurangan pengemudi. Jumlah taksi kurang memadai untuk mobilitas wisatawan. Beberapa penginapan di daerah wisata bahkan memberikan diskon khusus bila kita menginap, namun kamarnya tidak dibersihkan.

Terkait panjangnya usia orang Jepang ini, mengingatkan saya pada profesor pembimbing saat saya melanjutkan sekolah di Jepang. Menurut dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi tersebut.

Faktor pertama adalah dari makanan. Orang Jepang makan dengan makanan yang sangat higienis dan bergizi. Banyak yang memakan menu dengan berbagai macam jenis ikan, bahkan ikan mentah.

Ikan mempunyai gizi tinggi serta rendah kalori. Bila harus digoreng, makanan yang digoreng akan dimasak dengan sangat kering sampai minyak goreng tidak melekat di makanan tersebut.

Tidak seperti kebanyakan orang Indonesia, makanan yang dimasak tidak akan dihidangkan lebih dari satu hari. Di supermarket, setiap malam biasanya terdapat potongan harga untuk makanan yang dimasak pagi harinya.

Faktor yang berikutnya adalah olahraga. Penduduk Jepang terbiasa berolahraga sejak kecil. Di tempat umum, kita bisa melihat banyak warga Jepang yang melakukan olahraga baik jalan kaki, jogging maupun bersepeda.

Hal ini dilakukan oleh penduduk muda sampai tua dan di segala waktu. Warga Jepang juga biasa berjalan kaki atau mengendarai sepeda setelah turun dari bus atau kereta untuk menyambung perjalanannya.

Faktor ketiga adalah adanya peran pemerintah untuk meningkatkan kesehatan penduduknya. Pemerintah menyediakan sarana-sarana olahraga yang memadai di setiap wilayahnya.

Di setiap distrik, terdapat lapangan luas serta gym yang dilengkapi dengan tempat fitnes serta kolam renang. Warga dapat menggunakan fasilitas ini dengan biaya murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com