Pada 1973, Habibie diminta Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Keadaan dan situasi di Indonesia membutuhkan sentuhan dan pengaruh dari Habibie dari sektor teknologi.
Pada 1974, Soeharto memberikan mandat kepada Habibie untuk memimpin pengembangan industri di Indonesia.
Habibie menjadi CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Kariernya semakin melambung ketika pada 1978 diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Baca juga: Habibie dan Pilpres 2019
Ia tercatat memimpin proyek pesawat N250 Gatot Kaca yang merupakan pesawat buatan pertama Indonesia.
Pesawat N250 Gatot kaca satu-satunya pesawat turbotrop di dunia yang menggunakan "Fly by Wire" dengan jam terbang 900 jam.
PT IPTN berhasil mengembangkan sayapnya di Amerika dan Eropa.
Namun, karena krisis moneter, Soeharto menutup IPTN. Ketika IPTN ditutup, Habibie masih menjabat sebagai Manteri Riset dan Teknologi.
Memimpin Indonesia
Pada 14 Maret 1998, Habibie mendampingi Soeharto sebagai wakil presiden dalam Kabinet Pembangunan VII.
Setelah dua bulan menjabat wakil presiden, Habibie menjabat Presiden menggantikan Soeharto.
Baca juga: BJ Habibie: Saya Tidak Ada Masalah dengan Pak Harto dan Keluarganya...
Di masa kepemimpinannya, Habibie membentuk kabinet baru dengan harapan mendapatkan dukungan dari negara-negara lain untuk membantu program pemulihan ekonomi Indonesia pasca reformasi.
Pada era Habibie, lebih leluasa dan bebas dalam berpolitik. Masyarakat lebih bebas menyuarakan aspirasinya sehingga bermunculan partai politik baru.
Masa Kepemimpinan Habibie berakhir pada 20 Oktober 1999. Habibie digantikan oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang terpilih sebagai presiden dari hasil Pemilu 1999.
PERJALANAN KARIER: