Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INFOGRAFIK Serial Presiden: Soeharto

Kompas.com - 21/06/2018, 15:55 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Akbar Bhayu Tamtomo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.comSoeharto menjabat sebagai pejabat sementara Presiden menggantikan Soekarno pada Maret 1967.

Sebelumnya, pada 11 Maret 1966, Soekarno menandatangani surat perintah yang memberikan wewenang kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk saat itu.

Surat itu dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Soeharto menjabat presiden selama 32 tahun, setelah menyatakan mundur dari jabatannya pada Mei 1998. 

Awal karier Soeharto

Soeharto lahir di Kemusuk, Godean, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.

Masa kecil Soeharto diisi dengan menggembala kerbau dan hewan ternak.

Baca juga: Pengamat: Pemilih yang Rindu Soeharto Itu Kecil Sekali

Pada 1 Juni 1940, Soeharto mengikuti sekolah militer di Gombong dan lulus dengan predikat terbaik. Pangkat kopral disandangnya.

Pada 1942, Soeharto memulai karier militernya dengan menjadi tentara Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL), tentara Kerajaan Hindia Belanda.

SOEHARTOKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo SOEHARTO
Ketika menjadi tentara KNIL, Soeharto hanya bertugas tujuh hari dengan pangkat sersan.

Setelah itu, Belanda menyerah kepada Jepang. Selanjutnya, Soeharto bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA).

PETA merupakan kesatuan militer yang dibentuk Jepang saat menduduki Indonesia.

Setelah bergabung, karier Soeharto semakin lama semakin meningkat. Dia diangkat menjadi komandan kompi, peleton, dan naik menjadi komandan batalion dengan pangkat letnan kolonel.

Baca juga: VIK Kejatuhan Soeharto, Kisah Soeharto pada Pengujung Kekuasaan

Soeharto kemudian menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Saat terjadi peristiwa 1965, Soeharto melakukan pendekatan kepada Presiden Soekarno untuk melakukan penumpasan terhadap Gerakan 30 September.

Pada 3 oktober 1965, Mayjend Soeharto diangkat sebagai Panglima Kopkamtib dan mempunyai wewenang untuk menindak mereka yang diduga sebagai pelaku G30S.

Setelah melalui sidang MPRS pada 7 Maret 1967, Soeharto ditunjuk untuk menjadi penjabat presiden, dan resmi sebagai presiden pada 27 Maret 1968.

Kepemimpinan Soeharto menjadi masa peralihan dari orde lama ke orde baru.

Soeharto berhasil melanggengkan kekuasaannya hingga 32 tahun.

Selain membatasi ranah partai, era orde baru juga melakukan pembatasan terhadap media massa.

Di era Soeharto, bidang pertanian menonjol. Indonesia berhasil swasembada beras mulai 1984. Produksi beras pada tahun itu mencapai 25,8 juta ton.

Akhir Kepemimpinan

Mei 1998 mulai muncul gejolak atas pemerintahan Soeharto.

Pada 18 Mei 1998, Gedung DPR dipenuhi ribuan mahasiswa yang menuntut Soeharto mundur dari jabatannya.

Sehari setelahnya, 19 Mei 1998, Soeharto bertemu ulama, tokoh masyarakat dan budayawan untuk segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi.

Baca juga: Ruang Tamu Cendana Malam Itu, Sehari Jelang Mundurnya Soeharto...

Menko Ekuin saat itu, Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran.

Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang melaporkan rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur.

Pada 20 Mei 1998, 14 Menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas kemudian menandatangani surat kesepakatan meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

Mereka sepakat menyatakan tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle.

Setelah mengalami tekanan dari berbagai pihak, pada 21 Mei 1998, Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi jabatannya digantikan BJ Habibie yang pada waktu itu menjabat sebagai Wakil Presiden.

Berikut infografik Presiden kedua RI, Soeharto:

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo SOEHARTO

PERJALANAN KARIER:

Pemerintahan:
- Pejabat Presiden RI ( 1967 )
- Presiden RI ( 1968 )
- Presiden RI ( 1973 )
- Presiden RI ( 1978 )
- Presiden RI ( 1983 )
- Presiden RI ( 1988 )
- Presiden RI ( 1993 )
- Presiden RI ( 1998 - 1998 )

Menteri:
- Menteri Pertahanan Kabinet Ampera ( 1966 )
- Wakil Perdana Menteri Kabinet Ampera (disempurnakan) ( 1966 )
- Menteri Pertahanan Kabinet Pembangunan I ( 1968 )

TNI/POLRI
Kepangkatan:
- Letkol
- Kolonel ( 1957 )
- Brigjen ( 1960 )
- Mayjen ( 1962 )
- Jenderal ( 1966 )
- Letjen ( 1966 )

Jabatan:
- Shodancho (Komandan Peleton) PETA di Yogyakarta ( 1943 )
- Anggota Kepolisian Jepang Keibuho ( 1943 )
- Cudancho (Komandan Kompi) PETA di Madiun ( 1944 )
- Komandan Batalyon 10/Divisi IX ( 1945 )
- Komandan Resimen III Yogyakarta ( 1946 )
- Komandan Wehrkreise (WK) III Yogyakarta selama Aksi Kolonial II ( 1949 )
- Komandan Brigade X Yogyakarta hasil reorganisasi TNI di Divisi III/Diponegoro ( 1949 )
- Pemimpin Brigade Operasional/Teritorisl (O/TT) IV, Yogyakarta ( 1950 )
- Komandan Brigade Pragola, Salatiga ( 1951 )
- Operasi Penumpasan Pemberontakan Eks Batalyon 426, Jawa Tengah ( 1951 )
- Komandan Resimen Infantri 15, Solo ( 1953 )
- Komandan Gerakan Banteng Nasional (GBN) untuk menumpas DI/TII Jawa Tengah ( 1954 )
- Perwira Menengah Staf Umum AD yang diperbantukan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ( 1956 )
- Kepala Staf Teritorial IV/Diponegoro ( 1956 )
- Panglima Teritorial IV/Diponegoro Kota Semarang Jawa Tengah ( 1956 )
- Anggota Dewan Kurator Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang ( 1957 )
- Deputy I KSAD merangkap Ketua Ad Hoc Retooling DEPAD ( 1960 )
- Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum AD) ( 1961 )
- Komandan Komando Pertahanan Udara Nasional ( 1961 )
- Panglima Mandala dalam rangka Pembebasan Irian Barat (Trikora) ( 1962 )
- Deputy Wilayah Indonesia Timur, Makassar ( 1962 )
- Pangkostrad ( 1963 - 1965 )
- Kepala Staf AD ( 1965 - 1967 )
- Menteri/Panglima AD dan Kepala Staf Komando Tertinggi (KOTI) ( 1966 )
- Waperdam (Wakil Perdana Menteri) ad interim Hankam/Menteri Panglima AD ( 1966 )
- Panglima ABRI/TNI ( 1968 - 1973 )
Penugasan :
- Penugasan hubungan Atase Militer RI, Beograd,Paris dan Bonn
- Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), Sentul, Yogyakarta ( 1945 )
- Menyerbu Magelang yang diduduki Belanda ( 1945 )
- Pertempuran Palagan, Ambarawa ( 1945 )
- Pemimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 ( 1949 )
- Komandan Brigade Mataram penumpasan pemberontakan Andi Aziz ( 1950 )
- Naik pangkat menjadi Kolonel Sementara ( 1956 )
- Naik pangkat menjadi Kolonel TNI ( 1957 )
- Panglima Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) setel ( 1965 )
- Panglima Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) ( 1965 )
- Menerima Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) ( 1966 )

PENGHARGAAN:
- Bapak Pembangunan RI
- The Order of the Golden Ark Belanda
- Budaya Parama Dharma Indonesia
- Grand Collar de la Order Americana de Isable La Cototica Spanyol
- Grand Collar of the Nile Mesir
- Zon Al-Wonshal (Omayya-Grand Cordon) Suriah
- Grand Collar of the Order of Independence Qatar
- Kiladah Mubarok el-Kobir Kuwait
- Order of the Hero of Bahder Arab Saudi
- Knight Cross of the Order of the Bath (G.O.B) Inggris
- Order of the Great Yugoslav Star Yugoslavia
- Grand Cordon of the Supreme Order of the Chrysanthemum Jepang
- Satya Lencana Pahlavi Iran
- Orden Za Voine Zasluge Ireda Yugoslavia
- Gross Stern des Ehrenzeichens fuer Verdienste an die Republic Oesterreich Austria
- Grand Croix de la Legion d'Honneur Perancis
- Grand Gordon Ordre de Leopold Belgia
- Grand Collier Italia
- Sonderstufe des Grosskreuzes (Special Order of The Grand Cross) Jerman
- Order van de Nederlandse Leeuw Belanda
- Darjah Utama Seri Mahkota Negara (DMN) Malaysia
- The Most Auspicious Order of The Rajamitrabhorn Thailand
- Grand Collier de L'Ordre National de l'Independence
- Grand Collier of The Order of Sheba Ethiopia
- The Raja of The Order of Sikatuna Filipina
- Bintang Yudha Dharma Kelas I
- Satya Lencana Penegak
- Satya Lencana Wira Dharm
- Satya Lencana Satya Dharma
- G.O.M IV
- G.O.M III
- G.O.M II
- G.O.M I
- Satya Lencana Perang Kemerdekaan II
- Satya Lencana Perang Kemerdekaan I
- Satya Lencana Kesetiaan
- Satya Lencana Teladan
- Bintang Bhayangkara Kelas I
- Bintang Swa Buana Paksi Kelas I
- Bintang Garuda
- Bintang Jalasena Kelas I
- Bintang Kartika Eka Paksi Kelas I
- Bintang Sewindu APRI
- Bintang Gerilya
- Bintang Sakti
- Bintang Dharma
- Bintang Jasa Kelas I
- Bintang Mahaputra Kelas I
- Bintang RI Kelas I
- Penghargaan Medali Emas FAO ( 1986 )
- Bintang Kehormatan Moogunghwa Gerakan kepanduan Korea Selatan ( 1986 )
- Penghargaan Kependudukan PBB (United Nations Population Award - UNPA) ( 1989 )
- Medali Emas Unesco Avicenna (pendidikan) Unesco ( 1993 )
- The Spirit of Helen Keller (kesehatan) Helen Keller International ( 1994 )
- Penghormatan Tertinggi Order of Good Hope Pemerintah Afrika Selatan disampaikan Presiden Nelson Mandela Cape Town, Afrika Selatan ( 1997 )
- Penganugerahan Bintang Lima atau Pangkat Jendral Besar Bintang Lima ( 1997 )
"berdasarkan Keppres NO 44, 45, dan 46/ABTI/1997/tanggal 30 September 1997"

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com