JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertolak menuju lokasi tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba.
Di Danau Toba, Menhub bakal mengonsolidasikan pencarian korban, pengamatan langsung, hingga penelitian atas insiden tersebut.
Berdasarkan jadwal yang diperoleh dari Biro Komunikasi Kemenhub, Budi berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 13.15 WIB.
Baca juga: Presiden: Saya Minta Kasus Kapal Angkutan Penyeberangan Tenggelam Tidak Terulang
"Saya mau lihat-lihat dulu ke dermaga, nanti saya tanya teman-teman Basarnas, ketemu KNKT tanya perkembangannya gimana dan sehabis itu ke rumah sakit jenguk korban," kata Budi di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6/2018).
Ia sebelumnya menegaskan, pemerintah berkomitmen mencari seluruh korban kapal yang hilang.
"Pemerintah berkomitmen untuk sekuat tenaga mencari korban yang hilang," kata Budi dalam konferensi pers di Posko Nasional Angkutan Lebaran 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Rabu (20/6/2018).
Budi menjelaskan, pemerintah dalam hal ini Kemenhub, akan memperbaiki dan mereformasi peraturan yang berlaku dalam layanan pelayaran. Ini dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia.
Tidak hanya itu, imbuh Budi, pemerintah juga akan menginvestigasi pihak-pihak terkait.
Investigasi tersebut guna memperoleh bukti terkait indikasi pelanggaran peraturan.
Baca juga: KM Sinar Bangun Tak Miliki Manifes dan Surat Izin Berlayar
Selain itu, kata Budi, juga akan ada audit keselamatan terhadap semua kapal yang beroperasi, baik di Danau Toba maupun di wilayah lain.
Saat ini, kapal-kapal belum diperbolehkan berlayar hingga aspek keselamatannya terpenuhi.
"Kecuali dua kapal roro Sumut 1 dan 2 untuk kegunaan pertolongan," jelas Budi.
KM Sinar Bangun tenggelam, Senin (18/6/2018) pada pukul 17.15 WIB. Kapal motor tersebut tenggelam setelah meninggalkan dermaga Tigaras sejauh 500 meter.
Pada saat kejadian, cuaca dalam kondisi hujan deras, disertai angin kencang dan petir. Tinggi gelombang dilaporkan mencapai 2 meter.