Di Ende, Soekarno dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, menempati rumah Abdullah Ambuwawu.
Baca juga: Kuatnya Brand Soekarno
Dari Ende, Belanda mengasingkan Soekarno ke Bengkulu.
Selama masa pengasingan, pemikirannya justru semakin tajam dan kritis mengenai keadaan Indonesia.
Gagasan Soekarno mengenai Pancasila pun terlahir saat masa pengasingan.
Ketika masa penjajahan Jepang, Soekarno terlibat dalam Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di forum ini, ia menyampaikan gagasan mengenai Pancasila sebagai dasar negara.
Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Soekarno diamanahi menjadi Ketua untuk PPKI. Dalam perkembanganya, PPKI menghasilkan Undang-Undang Dasar (UUD).
Memimpin Indonesia
Ketika mendengar kekalahan Jepang oleh Sekutu pada 14 Agustus 1945, Soekarno didesak oleh perwakilan golongan muda (Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh) untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah tragedi penculikan ke Rengasdengklok oleh golongan muda pada 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta akhirnya menyetujui usulan para pemuda tersebut.
Tepat pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah peristiwa bersejarah itu, Soekarno-Hatta resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.
Namun, kondisi ini tidak berjalan mulus. Pihak Belanda ingin kembali menguasai Indonesia.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Ini Wisata Napak Tilas Perjuangan Soekarno di Ende
Belanda melakukan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.
Berbagai tempat vital berusaha dikuasai oleh Belanda. Ibu Kota Negara kemudian dipindahkan sementara ke Yogyakarta.