JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo meminta polisi mengusut tuntas insiden tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.
Mantan ketua komisi hukum DPR itu menegaskan, pengelola jasa transportasi maupun instansi terkait harus bertanggung jawab secara hukum dan moral.
"Kita tidak boleh meremehkan keselamatan. Jangan sampai nyawa saudara-saudara kita melayang percuma karena kecerobohan," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/5/2018).
Baca juga: Jokowi Sampaikan Duka Cita atas Musibah KM Sinar Bangun di Danau Toba
Bambang mengatakan, insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun ini harus menjadi pelajaran penting. Terlebih, informasi yang beredar menyebut kapal penyeberangan itu tak dilengkapi manifes.
"Manifes penumpang bukanlah hal yang bisa disepelekan. Keselamatan dalam hal apa pun harus diutamakan," ujarnya.
Politisi Golkar ini pun menyampaikan dukacita mendalam atas kecelakaan yang merenggut korban jiwa tersebut. Ia berharap kecelakaan serupa tidak lagi terulang di kemudian hari.
Baca juga: Keluarga Korban Kecewa Cara Kerja Tim Pencari Korban KM Sinar Bangun
"Saya meminta petugas terus mencari saudara-saudara kita lainnya yang belum ditemukan. Mudah-mudahan mereka ditemukan dalam keadaan selamat," kata dia.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6/2018) pukul 17.15. Kapal motor tersebut tenggelam setelah meninggalkan dermaga sejauh 500 meter. Sekitar 200 orang dilaporkan hilang.
Baca juga: Hari Ini, 3 Korban Tewas KM Sinar Bangun Ditemukan
Hingga Rabu ini, total korban yang sudah ditemukan berjumlah 22 orang. Rinciannya adalah pada hari pertama ditemukan 19 orang, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, seorang di antaranya meninggal dunia.
Tiga korban lainnya ditemukan, Rabu siang dalam keadaan meninggal dunia.