Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indo Barometer: Elektabilitas Edy-Musa 36,9 Persen, Djarot-Sihar 37,8 Persen

Kompas.com - 20/06/2018, 17:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Indo Barometer menunjukkan elektabilitas pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshan dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus dalam Pilkada di Sumatera Utara 2018, sangat ketat.

Berdasarkan pertanyaan, "Seandainya pemilihan gubernur Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan hari ini, dan seandainya surat suara yang dipakai adalah sebagai berikut ini. Silahkan Bapak/Ibu/Sdr tentukan pilihan.....", sebanyak 36,9 persen responden lebih memilih Edy-Musa dan 37,8 persen responden memilih Djarot-Sihar," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari dalam konferensi pers, Rabu (20/6/2018).

Baca juga: Faktor Jokowi atau Restu SBY-Cak Imin, Siapa Kuat di Pilkada Sumut?

Adapun, sebanyak 25,4 persen responden memilih tidak menandai apapun di surat suara.

Peneliti kemudian melakukan simulasi distribusi normal milik 25,4 persen responden yang memilih tidak menandai apapun di surat suara.

Simulasi pertama, apabila 25,4 persen yang tidak menandai surat suara itu didistribusikan secara proporsional ke kedua pasangan cagub cawagub tersebut, maka pasangan Djarot-Sihar memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasangan Edy-Musa.

"Perbandingannya pun tipis sekali. Elektabilitas Djarot-Sihar menjadi 50,5 persen dan Edy- Musa elektabilitasnya 49,6 persen," ujar Qodari.

Baca juga: Pilkada Sumut, JR Saragih Dukung Djarot-Sihar

Simulasi kedua, apabila 25,4 persen itu didistribusikan 100 persen ke pasangan Edy-Musa, maka elektabilitas pasangan tersebut lebih tinggi dibandingkan pasangan Djarot-Sihar.

Demikian pula dalam simulasi ketiga, apabila 25,4 persen itu didistribusikan 100 persen ke Djarot-Sihar, maka pasangan itu yang memiliki elektabilitas paling tinggi.

"Jadi, ini memang sangat ketat, seketat perangko," ujar Qodari.

Baca juga: Indo Barometer, Undecided Voters di Pilkada Sumut 2018 Masih Tinggi

Survei dilakukan pada 26 Mei hingga 2 Juni 2018 terhadap 800 responden yang dilakukan dengan wawancara tatap muka melalui kuisioner. Responden berada di 33 kabupaten/ kota yang ada di wilayah Sumatera Utara.

Metode penarikan sampel, yakni multistage random sampling dengan margin of error sebesar 3,46 persen persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Kompas TV Partai pengusung pemilihan kepala daerah Sumatera Utara siap mengawal demokrasi yang sehat selama proses pilkada berlangsung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com