Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPAI: Jangan Stigma Anak Terduga Teroris

Kompas.com - 13/06/2018, 16:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengimbau masyarakat tidak menstigmatisasi anak yang orangtuanya terlibat atau baru diduga terlibat tindak pidana terorisme.

Hal itu telah tercantum pula pada Pasal 59 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

"Pasal itu menegaskan bahwa anak-anak tidak boleh menjadi sasaran stigma, termasuk stigma akibat perbuatan orangtua mereka," ujar Seto melalui siaran pers, Rabu (13/6/2018).

Baca juga: Kebijakan Rehabilitasi Anak Pelaku Teror Dinilai Tepat untuk Memutus Regenerasi Teroris

"Selalim apa pun orangtua mereka, bahkan sampai menjadi terpidana teroris, anak-anak yang mereka lahirkan tidak sepantasnya menerima getah akibat teror yang mereka perbuat," lanjut dia.

Oleh sebab itu, negara harus tetap memastikan hak dan kebutuhan dasar anak-anak terduga ataupun pelaku teror, terpenuhi.

Pengusiran, pengasingan, pembiaran, bahkan persekusi terhadap anak-anak itu, lanjut Seto, termasuk pelanggaran serius terhadap UU Perlindungan Anak.

Baca juga: Mensos: Kita Harus Pastikan Anak-anak Teroris Bersih dari Paham Radikalisme

Sekretaris LPAI Henny A. Hermanoe menambahkan, pengabaian terhadap anak-anak tersebut justru dikhawatirkan menciptakan prakondisi mereka melakukan apa yang telah orangtua mereka lakukan.

"Pengabaian oleh negara, apalagi sampai persekusi, terhadap anak-anak terpidana dan terduga teror, dikhawatirkan justru akan menciptakan prakondisi bagi anak-anak malang itu untuk kelak benar-benar menduplikasi perilaku kekerasan dalam mencapai tujuan," ujar Henny.

Sebelumnya, Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, kementeriannya akan merehabilitasi anak- anak pelaku pengeboman di Surabaya, Mei 2018 lalu.

Baca juga: Anak Yatim Piatu Dibegal di Makassar Usai Pulang Beli Baju Lebaran

"Menerima anak-anak dari pelaku bom ini kepada Kementerian Sosial untuk dibina lebih lanjut sesuai aturan yang ada," kata Idrus di Jakarta, Selasa (12/6/2018).

Tim Kemensos akan memberikan perlindungan dan pendampingan kepada anak-anak tersebut untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.

Ada tujuh anak dari keluarga pelaku teror yang akan menjalani rehabilitasi oleh Kemensos. Mereka terdiri dari tiga orang merupakan anak dari terduga teroris di Surabaya yang ditangkap Densus 88, satu orang merupakan anak yang diselamatkan polisi di Mapolrestabes Surabaya dan tiga orang lainnya adalah anak dari terduga teroris yang tewas di Sidoarjo.

Kompas TV Kepolisian Daerah Jawa Timur, menyerahkan 7 anak dari para terduga teroris di Kota Surabaya kepada Kementerian Sosial untuk dilakukan rehabilitasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com