Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pemilih yang Rindu Soeharto Itu Kecil Sekali

Kompas.com - 13/06/2018, 11:10 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, memandang, pesona trah Soeharto yang ditawarkan oleh Partai Berkarya hanya berpengaruh kecil terhadap para pemilih dalam Pemilu 2019 nanti.

Hamdi melihat, sebagian besar masyarakat pemilih sudah meninggalkan pesona trah Soeharto tersebut dan lebih memilih visi-misi alternatif yang baru.

"Pemilih yang rindu Soeharto itu kecil sekali. Daya tarik keturunan Soeharto sudah kecil di mata pemilih, kecuali jika kita bicara masih kuatnya kekuatan finansial dari anak-anak Soeharto, ya iya lah," kata Hamdi kepada Kompas.com, Rabu (13/6/2018).

Baca juga: Keluar dari Golkar, Titiek Soeharto Siap Lepas Keanggotaan di DPR

Ia mencontohkan, hengkangnya politisi senior Golkar Siti Hediyati Hariyadi atau Titiek Soeharto ke Partai Berkarya tak akan berimbas pada larinya pemilih potensial Golkar ke Berkarya.

"Tidak akan berimbas kepada larinya pemilih Golkar ke Berkarya. Fenomena 'Enak Jaman Ku To?' atau guyonan-guyonan yang dikasih nama dulu SARS (Saya Rindu Akan Soeharto) itu betul hanya meme buat guyonan-guyonan saja," kata Hamdi.

Menurut Hamdi, sebagian besar masyarakat juga sudah meninggalkan kenangan lama kehidupan Orde Baru di zaman sekarang ini.

Baca juga: VIK Kejatuhan Soeharto, Kisah Soeharto pada Pengujung Kekuasaan

Ia melihat, sebagian besar pengikut fanatik Soeharto juga sudah sedikit, dan telah digantikan dengan generasi baru.

"Sudah berganti generasi. Orang-orang yang dulu berada di usia muda 20 tahun, sekarang udah 50-an ke atas sih, tapi rata-rata usia mahasiswa zaman Soeharto adalah kelompok kritis dan marah sama rezim Soeharto, yang membikin gertakan Reformasi," papar Hamdi.

Sebelumnya, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso berharap, Partai Berkarya akan semakin diminati banyak orang, terutama tokoh-tokoh politik nasional.

Baca juga: Resmi Jadi Sekjen Berkarya, Priyo Terhipnosis Trah Soeharto

Priyo mengklaim, sejumlah tokoh "gajah" partai politik lain sudah siap bergabung dengan partai yang juga berlambang pohon beringin ini.

"Banyak, cuma saya pegang kode etik, akan diumumkan saat masuk di (pendaftaran) caleg. Ada tokoh dari Golkar banyak, dari Demokrat ada, Gerindra ada, Hanura banyak, PDI Perjuangan ada, dari PPP banyak. Malah PPP banyak anggota legislatif tingkat provinsi, dari PAN banyak sebagian akan kami tarik ke caleg DPR RI," kata Priyo di Bantul, Senin (11/6/2018).

Sementara itu, soal alasan di balik minat orang untuk bergabung dengan Partai Berkarya, Priyo mengatakan, tak bisa dimungkiri, ada peran Soeharto dan keluarga Cendana di dalamnya.

"Satu, karena terpesona dengan trah Soeharto," tuturnya.

"Yang lainnya, ya karena platform bagus. Platform kita ada tiga, partai yang nasionalis, religius yang mengedepankan berkarya," lanjutnya.

Menurut Priyo, mereka yang terpesona dengan trah Soeharto selama ini telah menjadi ceruk Partai Golkar. Namun, Golkar tak pernah membela rakyat yang sedang susah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com