Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPR Nilai Islam Moderat Berperan Tangani Radikalisme di Kampus

Kompas.com - 12/06/2018, 08:26 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo menilai, penilaian Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang menyebut bahwa sejumlah universitas terpapar radikalisme menjadi tamparan keras bagi seluruh pihak untuk melawan bibit radikalisme di kampus.

Bambang menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai Islam moderat di kampus.

"Untuk melawan radikalisme di kampus, perlu mengutamakan nilai-nilai Islam moderat. Dalam kamus anak muda, istilah Muslim moderat dimaknai Muslim yang bersahabat, asyik, dan penuh cinta," ujar Bambang di Jakarta, Senin (11/6/2018).

Para pegiat Islam moderat diharapkan mampu mengajak generasi muda untuk bersikap dinamis dalam melihat realitas sosiokultural yang kompleks dan plural.

Politisi Partai Golkar itu menilai, keislaman moderat juga mampu mengubah sikap orang atau kelompok yang terlanjur bersifat ekslusif, menjadi inklusif.

Baca juga: Cegah Radikalisme di Kampus, Ini Empat Instrumen yang Dapat Digunakan

Bambang kemudian menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan seorang anak berusia 7 tahun yang orang tuanya merupakan pelaku teror bom di Surabaya, Jawa Timur.

Pada saat ia menjenguk sang anak di rumah sakit, Bambang menanyakan cita-cita anak tersebut.

Ia pun terkejut ketika sang anak bercita-cita ingin melakukan aksi bom bunuh diri.

"Ini dalam satu keluarga sudah merasuk betul paham ini dari mulai anak hingga istri. Jadi itu gambaran yang sangat mengagetkan kita," ucap Bambang.

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menilai kombinasi gerakan Islam moderat dan wawasan kebangsaan serta keindonesiaan bisa menjadi narasi tandingan dalam mengatasi bibit radikalisme di kalangan anak muda.

Narasi tandingan itu perlu disebarluaskan melalui media-media kreatif.

"Gagasan atau gerakan ini mesti didesain sebagai sebuah strategi budaya tentang cara memperkenalkan corak keislaman dan kebangsaan yang toleran dengan karakter khas anak muda," ucapnya.

Baca juga: Cegah Radikalisme di Kampus, Ini Empat Instrumen yang Dapat Digunakan

Ia pun juga berharap seluruh sivitas akademika kampus-kampus dan kegiatan pendidikannya harus menjunjung tinggi wawasan Nusantara dan komitmen kebangsaan.

"Pentingnya langkah penguatan kapasitas dosen yang berwawasan Nusantara dan komitmen kebangsaan, mewajibkan dosen sebagai penggerak wawasan kebangsaan dan keindonesiaan di kelas, laboratorium, dan forum diskusi formal dan informal," kata Bambang.

Kegiatan organisasi-organisasi mahasiswa juga harus digerakan dengan nilai-nilai agama moderat dan komitmen kebangsaan.

Bambang menilai, organisasi kemahasiswaan merupakan jalur alternatif pengelolaan watak dan paradigma cinta Indonesia serta penerapan nilai-nilai Pancasila.

"Untuk di kampus, forum kajian keagamaan harus berada di bawah komando tokoh moderat. Kontrol kebijakan pimpinan kampus menjadi penting. Kegiatan dakwah ditujukan mengembangkan wawasan Islam moderat," kata dia.

"Perkuliahan disesuaikan dengan program akademik untuk menghindari penyusupan ajaran radikalisme. Seleksi dosen juga menjadi kunci untuk mendapatkan dosen-dosen yang berwawasan kebangsaan, dan mengamalkan nilai keagamaan moderat," ujar Bambang.

Kompas TV Pernyataan SBY ini disampaikan dalam pidatonya di acara buka bersama kader Partai Demokrat di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com