JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berharap ada penurunan jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Hal ini sejalan dengan banyaknya program mudik gratis yang diselenggarakan oleh kementerian, lembaga, maupun korporasi.
"Harapan kami (jumlah pemudik dengan sepeda motor) menurun karena kan sudah ada mudik yang dibiayai pemerintah yang gratis melalui kereta api, kapal laut, harapannya mestinya menurun," ujar Kepala BPTJ Bambang Prihartono di Posko Nasional Arus Mudik Lebaran 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (11/6/2018).
Baca juga: BPTJ: Pemudik yang Tinggalkan Jakarta Baru 50,4 Persen
Menurut Bambang, sepeda motor tidak sepatutnya digunakan untuk perjalanan jarak jauh, seperti mudik. Sepeda motor lebih cocok untuk perjalanan jarak pendek.
"Seperti dari rumah ke stasiun, dari rumah ke terminal. Tidak jauh-jauh seperti sekarang," ungkap Bambang.
Untuk arus pemudik dengan sepeda motor, BPTJ telah melakukan antisipasi di kawasan Kalimalang.
Baca juga: Puncak Arus Mudik dengan Sepeda Motor Diprediksi pada H-3 dan H-2
Ini khususnya pada malam hari, di mana kecenderungannya pergerakan pemudik mulai terjadi.
“Kemarin contoh di malam hari, Kalimalang luar biasa padatnya. Oleh karena itu kami minta Dishub Kota Bekasi dan Dishub Kabupaten Bekasi standby 24 jam karena jalur itu untuk orang mudik menggunakan kendaraan roda dua yang cukup padat,” sebut Bambang.
Ia mengungkapkan, harus dipastikan pula para petugas yang berjaga di kawasan tersebut tidak tertidur. Sebab, pergerakan pemudik terjadi pada malam hari.
Baca juga: Puncak Arus Mudik di Terminal Pulogebang Diprediksi H-4 hingga H-2 Lebaran
“Kami mau coba atur pola jaganya karena sudah kelihatan ada dua pola pergerakan, setelah (salat) tarawih orang mulai bergerak dan sehabis sahur. Jadi kita petugas mohon perhatian saya bilang, untuk mengontrol jam-jam tersebut,” ungkap Bambang.