INDRAMAYU, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meresmikan program Kewirausahaan dan Digitalisasi Pertanian bagi petani di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Kamis (7/6/2018).
"Dengan mengucap bismillahirrohmanirohim, saya resmikan dimulainya program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian di Sliyeg, Indramayu. Jawa Barat ini," ujar Jokowi.
Program itu berbentuk korporasi petani bernama Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) Sliyeg.
Baca juga: Hari Kedua di Indramayu, Jokowi Temui Petani dan Santri
MBB Sliyeg mengakomodasi aktivitas pertanian mulai dari pra tanam, tanam, panen hingga pascapanen dengan menggunakan aplikasi teknologi.
Selain itu, MBB Sliyeg yang dikelola Kementerian BUMN juga menyediakan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyaluran pupuk bersubsidi dan marketplace hortikultura.
Tercatat, ada sebanyak 7.009 petani yang tergabung di dalam 127 kelompok tani yang sudah bergabung ke dalam korporasi petani tersebut.
Baca juga: Bank Mandiri Beri Pinjaman Modal Kerja untuk Petani Mitra Bulog
Jokowi melanjutkan, dalam mata rantai produksi beras, keuntungan paling besar berada pada tahap pascapanen.
Melalui korporasi petani ini, Jokowi berharap petani tidak lagi menjual gabah kering, melainkan bisa mengolahnya hingga menjadi beras kemasan alias siap jual.
Diketahui, MBB Sliyeg memang memiliki teknologi pemisah gabah, pengering padi hingga sistem pengemasan sendiri yang dapat dimanfaatkan oleh petani.
Baca juga: Pemerintah Segera Bentuk Korporasi Petani
Berdasarkan perhitungan, padi yang diproduksi melalui MBB Sliyeg ini bisa mencapai 54.000 ton per tahun dari lahan sawah seluas 4.384 hektare.
"Kalai petani bisa berjualan beras sendiri, di sana lah petani mendapatkan keuntungan. Tidak lagi lewat tangan kesatu, kedua, ketiga, keempat, kelima. Petani enggak akan dapat apa-apa kalau seperti ini," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi menegaskan, akan mengevaluasi korporasi petani MBB Sliyeg selama 6 bulan hingga 1 tahun ke depan.
Baca juga: Startup Jadi Kunci Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Apabila model bisnis baru ini menguntungkan bagi petani, maka ia akan menerapkan model bisnis serupa di kelompok tani yang ada di seluruh Indonesia.
"Saya akan ikuti 6 bulan sampai 1 tahun, petani ini untung atau enggak? Kalau petani bilang, Pak enggak usah dilanjutkan, Pak, ya mendingan ditutup saja ini. Tapi kalau petani bilang ada keuntungan besar, nah ini yang kita cari. Saya akan mengikuti model ini di seluruh Tanah Air untuk mengorganisir petani," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.