Sementara itu, Pracoyo Wiryoutomo, seperti dimuat Harian Kompas, 1 April 1992, menuliskan, mudik terjadi saat Ramadhan atau jelang Lebaran tak terlepas dari hakikat Idul Fitri.
Secara harfiah, Idul Fitri dimaknai sebagai kembali kepada fitrah atau kesucian.
Mudik, pulang kampung, kemudian dianggap sebagai upaya untuk kembali ke asal-usulnya. Mereka ingin berjumpa dengan orangtua, handai taulan, dan melihat tempat di mana mereka tumbuh.
"Dengan pulang ke kampung, manusia akan teringat 'kampung yang kekal' atau akan ingat masa lalu 'siapa yang menciptakan' dan 'akan ke mana setelah itu'" tulis Pracoyo.
Secara simbolis, mudik dinilai mampu mengingatkan manusia untuk kembali ke asalnya, kembali ke fitrah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.