Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honorer yang Tak Lulus Tes CPNS Didominasi Tenaga Administrasi

Kompas.com - 04/06/2018, 14:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) Setiawan Wangsaatmadja mengungkapkan, tenaga honorer yang tak lulus tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) didominasi tenaga administrasi.

Itu tampak pada data Kemenpan RB tahun 2013. Pada tahun itu dari 438.590 orang tenaga honorer K-2 yang tak lulus tes CPNS, sebanyak 269.000 atau yang terbanyak adalah tenaga administrasi.

"Artinya dominasi tenaga honorer yang tidak lulus kurang lebih (adalah tenaga) administrasi," ungkap Setiawan dalam rapat gabungan di Gedung DPR MPR, Senin (4/6/2018).

Adapun jumlah guru honorer yang tidak lulus seleksi CPNS mencapai 157.000 orang, dosen 86.000 orang, dan tenaga kesehatan 6.000 orang. Sementara itu, jumlah tenaga penyuluh yang tak lulus seleksi CPNS sekitar 5.000 orang.

Baca juga: Cerita Yasonna soal Keponakan yang Gagal Tes CPNS di Kemenkumham

Setiawan menjelaskan, pada 2013, sekitar 648.000 orang tenaga honorer mengikuti tes CPNS. Dari jumlah itu, 209.000 dinyatakan lulus. 

Ia menyatakan, permasalahan tenaga honorer K-2 secara payung hukum sudah selesai dengan adanya peraturan pemerintah.

Dalam Peraturan Pemerintah 56 Tahun 2012, dinyatakan bahwa tenaga honorer yang ada saat itu harus diseleksi satu kali. Menurut Setiawan, rangkaian seleksi sudah selesai.

"Yang saat ini kita berkembang adalah yang tidak lulus saat itu. Secara regulasi pemerintah telah ikuti aturan yang disepakati," sebut Setiawan.

Dalam rapat gabungan tersebut, anggota Komisi I DPR Syarifudin Hasan menyoroti nasib tenaga honorer yang tidak lolos seleksi CPNS. Menurut dia, harus ada kebijakan untuk mengakomodasi nasib mereka. 

"Harus ada kebijakan politik (untuk) 438.000 tenaga honorer yang belum terakomodir," ujar politisi Partai Demokrat tersebut.

Sebab, menurut dia, tenaga honorer tersebut sudah memberikan kontribusi kepada negara. Oleh karena itu, nasib mereka pun harus dipertimbangkan.

Baca juga: Kemendikbud Usulkan 100.000 Guru Honorer Jadi PNS pada 2018

Setiawan juga menyatakan, pihaknya harus kembali melakukan validasi data. Sebab, data tersebut merupakan lima tahun lalu. 

"Karena kita tidak tahu, data kita dari 2013, sekarang ini sudah hampir 5 tahun kemudian. Oleh karena itu, apakah data tersebut masih ada keberadaannya. Kan sudah ada yang beralih profesi, 'meninggal,' dan sebagainya," ungkap Setiawan. 

Kompas TV Tak hanya soal tunjangan, Fadli Zon juga menyoroti tenaga honorer yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com