JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai peluang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo lebih besar daripada dirinya.
Hal itu disampaikan Gatot menanggapi pernyataan Muhaimin yang menganggapnya saingan utama sebagai cawapres Jokowi.
"Saya enggak pernah anggap persaingan. Karena Cak Imin (Muhaimin) sebagai Ketua PKB, punya partai dan punya hak. Peluangnya Cak Imin lebih gede dari pada saya. Saya enggak punya partai kok," kata Gatot di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan, Kompleks Widya Chandra, Rabu (30/5/2018).
Dalam survei Litbang Kompas sebelumnya, Gatot berada di posisi ketiga sebagai cawapres pendamping Presiden Joko Widodo dengan elektabilitas 5,3 persen.
Baca juga: Cak Imin: Koalisi Pendukung Jokowi Sepakat Cawapres dari Partai
Ia pun siap jika harus berkolaburasi dengan Muhaimin pada Pilpres 2019. Namun, Gatot mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada tawaran dari PKB.
Gatot juga mengatakan, dirinya semakin optimistis menghadapi Pilpres 2019 meskipun saat ini masih dalam tahap berkomunikasi dengan partai-partai.
"Perkembangannya (pencapresan) baik saja. Semakin optimistis," ujar Gatot.
Muhaimin sebelumnya mengatakan elektabilitas partainya meningkat hingga di atas 8 persen dengan gencarnya kampanye JOIN (Jokowi-Muhaimin) yang dilakukan PKB.
Baca juga: Survei Charta Politika: JK, Gatot Nurmantyo, dan AHY Teratas Jadi Cawapres Jokowi
Muhaimin pun mengklaim, selain elektabilitas PKB yang meningkat, elektabilitas dirinya sebagai cawapres pendamping Jokowi juga meningkat.
Namun, Muhaimin enggan menyebutkan elektabilitasnya yang diklaim sudah lebih tinggi dari pada sosok cawapres lainnya.
"Sama, naik, dari 0 sama sekali sampai sekarang saingan saya tinggal Gatot (Nurmantyo) kok," kata dia.